Perang Dagang Dijadikan Alasan, Islam Ingatkan Jangan Lupakan Luka Bangsa Sendiri!

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id — Pernyataan Ilham Akbar Habibie tentang dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok terhadap industri global memicu diskusi luas. Menurutnya, konflik ekonomi antar negara adidaya tersebut telah mengacaukan rantai pasok global dan menyebabkan lonjakan harga komponen industri, yang secara tidak langsung juga dirasakan oleh Indonesia.

Namun, Partai X melalui Anggota Majelis Tingginya, Prayogi R Saputra, menyampaikan peringatan keras: “Kalau kita terus menyalahkan dunia luar, siapa yang bertanggung jawab atas lemahnya ketahanan ekonomi kita sendiri?”

Jangan Tutupi Luka Ekonomi Dalam Negeri

Bagi Partai X, narasi global seperti perang dagang kerap digunakan untuk mengalihkan perhatian dari permasalahan mendasar di dalam negeri seperti ketergantungan bahan impor, minimnya inovasi lokal, dan ketimpangan distribusi sumber daya.

“Jika setiap krisis kita jawab dengan ‘itu karena perang dagang’, kapan kita berbenah?” ujar Prayogi.

Fokus utama pemerintah adalah memastikan kesejahteraan masyarakatnya terlebih dahulu. Al-Qur’an dengan jelas menyatakan:

“Dan berikanlah kepada kaum kerabat akan haknya dan orang miskin dan anak perjalanan.” (Q.S. Al-Isra: 26)

Ayat ini menegaskan pentingnya pemenuhan hak rakyat, bukan hanya memainkan narasi internasional.

Islam: Keadilan Ekonomi Dimulai dari Dalam Negeri

Keadilan sosial dan ekonomi harus dimulai dari kesadaran akan tanggung jawabnya. Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan ekonomi tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi membuka akses dan peluang bagi seluruh rakyat.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya penjual dan pembeli memiliki hak untuk memilih, selama mereka belum berpisah.” (HR. Ahmad)

Hadits ini menunjukkan bahwa dalam transaksi ekonomi sekalipun, tidak boleh ada pihak yang dirugikan termasuk rakyat yang sering menjadi korban ketidakadilan ekonomi sistemik.

Solusi Partai X: Kedaulatan Ekonomi Lewat Sekolah Negarawan

Untuk mengatasi ketergantungan dan krisis jangka panjang, Partai X menawarkan solusi strategis: membangun kembali kedaulatan ekonomi nasional lewat penguatan kepemimpinan.

Melalui program Sekolah Negarawan, Partai X melatih kader kepemimpinan yang memiliki visi ekonomi berkeadilan tidak hanya memahami makroekonomi, tetapi juga memahami realitas dapur rakyat.

“Kita butuh pemimpin yang bukan hanya bicara ekspor-impor, tapi juga tahu harga beras di pasar pagi,” tegas Prayogi.

Partai X menekankan bahwa perang dagang memang berdampak, tetapi menyalahkan dunia luar tidak akan memperbaiki nasib rakyat di dalam negeri. Kebijakan ekonomi harus berbasis pada kebutuhan rakyat, bukan sekadar menyesuaikan diri dengan hubungan antar global.

“Kalau kita sibuk bicara inflasi global, tapi rakyat tak mampu beli minyak goreng, berarti kita salah arah,” tutup Prayogi.

Share This Article