muslimx.id – Isu dalang di balik demo DPR kembali mencuat setelah mantan Kepala BIN Jenderal (Purn) AM Hendropriyono menyebut adanya pihak asing yang menunggangi aksi massa pada 25–28 Agustus 2025. Hendro menilai tujuan mereka adalah bentuk penjajahan gaya baru melalui manipulasi, bukan lagi peluru.
Dalam situasi mengenai demo DPR ini, Islam menegaskan bahwa rakyat tidak boleh dijadikan kambing hitam atas konflik kekuasaan maupun permainan kepentingan. Aspirasi rakyat harus dipandang sebagai amanah, bukan alat tawar-menawar kekuasaan.
Islam Tegaskan Keadilan untuk Rakyat
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Maidah: 8).
Ayat ini menegaskan bahwa siapa pun yang memegang kekuasaan tidak boleh menjadikan rakyat korban manipulasi, fitnah, atau kepentingan kelompok tertentu. Rakyat harus diperlakukan dengan keadilan, meskipun ada konflik atau intervensi asing.
Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang pemimpin yang menipu rakyatnya, maka ia akan ditempatkan di neraka pada hari kiamat.” (HR. Ahmad).
Hadits ini menjadi peringatan keras bahwa pejabat tidak boleh memperalat rakyat demi kekuasaan. Dalam konteks demonstrasi, rakyat yang turun ke jalan seharusnya didengar aspirasinya, bukan dijadikan kambing hitam untuk menutupi kegagalan pemerintah atau permainan global.
Solusi Menurut Islam
Rasulullah SAW mencontohkan kepemimpinan yang melindungi kaum lemah dan mendengarkan keluhannya. Prinsip syura (musyawarah) harus dihidupkan, agar keputusan negara tidak lahir dari tekanan asing, melainkan dari kedaulatan rakyat sendiri.
Jika negara lalai, maka yang muncul hanyalah demokrasi semu panggung sandiwara yang memperalat rakyat. Islam menolak keras model kekuasaan semacam ini, karena bertentangan dengan prinsip keadilan, amanah, dan perlindungan terhadap umat.
Islam menuntut agar rakyat tidak lagi dijadikan korban dalam konflik kepentingan, baik lokal maupun global. Negara wajib berdiri tegak sebagai pelindung, bukan sekadar penonton atau bahkan pelaku yang memperalat rakyat.