Demo Buruh Tutup Tol, Islam Ingatkan: Dengarlah Sebelum Allah Menghisab Amanah Kalian

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id  – Jasa Marga bersama Kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas di Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Rabu, 27 Agustus 2025. Akses keluar Slipi (MPR/DPR) pada KM 09+650 ditutup sementara sejak pukul 10.17 WIB untuk mengantisipasi dampak aksi ribuan buruh yang memadati kawasan Senayan. Kepadatan pun tak terhindarkan di sekitar pintu tol menuju Gedung DPR/MPR.

Pihak Jasa Marga menyebut langkah ini demi keamanan pengguna jalan. Petugas tetap disiagakan agar arus lalu lintas bisa terkendali meski terjadi penumpukan kendaraan akibat aksi buruh.

Partai X: Jalan Macet, Hati Rakyat Juga

Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan persoalan utama bukan sekadar kemacetan.

“Negara jangan hanya sibuk menutup jalan. Yang lebih penting, jangan sampai hati rakyat ikut tertutup oleh ketidakadilan,” tegasnya.

Menurutnya, aksi buruh adalah jeritan rakyat yang belum direspons dengan kebijakan adil. Tugas negara, kata Prayogi, hanya ada tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Jika tiga tugas itu diabaikan, rakyat akan terus turun ke jalan.

Islam Ingatkan: Pemimpin Wajib Dengarkan Rakyat

Islam menegaskan pemimpin harus hadir untuk melayani rakyat, bukan mengabaikan jeritan mereka. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Siapa saja yang Allah jadikan sebagai pemimpin rakyat lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan surga baginya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Al-Qur’an juga memperingatkan:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)

Maka, menutup akses jalan tanpa membuka akses keadilan adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah kepemimpinan.

Solusi Partai X: Kembalikan Negara pada Rakyat Pekerja

Sebagai jalan keluar, Partai X menawarkan:

  1. Musyawarah kenegarawanan nasional melibatkan buruh, ulama, intelektual, aparat, dan masyarakat sipil.
  2. Reformasi pajak ketenagakerjaan agar beban buruh tidak berlapis.
  3. Jaminan upah layak dan perlindungan sosial yang transparan.
  4. Digitalisasi birokrasi perburuhan, agar hak-hak buruh tidak dikorbankan oleh permainan pejabat.

Partai X menilai, kebijakan harus berangkat dari kebutuhan rakyat pekerja, bukan kepentingan pemodal besar.

Penutup: Pemimpin Jangan Tutup Hati

Partai X menegaskan, jalan boleh ditutup sementara, tapi hati rakyat jangan dibiarkan terkunci oleh ketidakadilan. Negara harus hadir dengan keberpihakan nyata, bukan sekadar rekayasa lalu lintas.

Dalam Islam, keadilan adalah tiang utama dalam kepemimpinan. Menutup jalan mungkin perkara teknis, tapi menutup hati dari suara rakyat adalah pengkhianatan terhadap amanah.

Maka, pemimpin yang adil adalah mereka yang mau mendengar jeritan rakyat, bukan membungkamnya dengan kekuasaan. Semoga para pengambil kebijakan senantiasa terbimbing oleh nurani dan petunjuk Ilahi, agar negeri ini tak hanya ramai di jalanan, tapi juga damai di hati warganya.

Share This Article