Dewan Negara Disuarakan, Seruan Islam dan Moral untuk Menyelamatkan Bangsa

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id – Gelombang kerusuhan, demonstrasi, dan penjarahan yang meluas di berbagai daerah menjadi tanda nyata kegagalan sistemik dalam menjawab tuntutan keadilan rakyat. Atas dasar keprihatinan ini, enam tokoh lintas pilar bangsa menggelar konferensi pers nasional, menyerukan pentingnya pembentukan Dewan Negara sebagai otoritas moral, bukan lembaga kekuasaan baru, melainkan “rumah bersama rakyat” untuk mengembalikan kedaulatan dan jiwa bangsa.

Seruan ini berpijak pada prinsip ilahiah. Firman Allah SWT menegaskan:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58).

Para tokoh yang hadir menilai, kepemimpinan negeri saat ini telah menjauh dari amanat rakyat dan amanah ilahi, sehingga perlu ada kekuatan moral yang menjaga agar negara tetap berpijak pada keadilan dan ruh Pancasila.

Suara Para Narasumber

Adil Amrullah yaitu adik Cak Nun, menegaskan kembali wasiat pemikiran sang kakak: negara ini telah kehilangan jiwa, sehingga diperlukan Dewan Negara yang menjadi penjaga ruh kolektif bangsa. “Kalau bukan sekarang kita peduli, kapan lagi?” tegasnya.

Ustadz Rosidin merupakan perwakilan kaum agama Islam, mengingatkan bahwa kepemimpinan yang kehilangan amanah seharusnya mundur. Ia mengutip hadits Rasulullah SAW:

“Tidaklah seorang pemimpin yang memimpin rakyat kemudian ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah haramkan surga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karenanya, menurut beliau, Dewan Negara diperlukan bukan untuk merebut kekuasaan, tapi untuk mengingatkan ruh akhlak kepemimpinan yang telah ditinggalkan.

Prayogi R. Saputra, dari Sekolah Negarawan, menyampaikan peta jalan konseptual berupa sembilan tahapan tugas Dewan Negara, termasuk amandemen UUD 1945 versi rakyat, reformasi partai, hingga pendidikan moral berbasis Pancasila.

Rinto Setiyawan, Ketua Umum IWPI, menegaskan bahwa rakyat pembayar pajak sudah muak ditipu. “Kami yang membiayai negara ini. Dewan Negara harus lahir agar rakyat punya wakil moral di atas kekuasaan.”

Cak Majid, budayawan, menyoroti hilangnya ruh budaya bangsa. “Jika raja sudah tidak adil, Semar harus turun tangan. Dewan Negara adalah simbol Semar itu.”

Azizatul Nur Imamah, mewakili Gen Z, menekankan harapan generasi muda. “Kami tidak mau jadi penonton sejarah, kami ingin jadi aktor masa depan. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?”

Seruan Bersama

Konferensi pers ditutup dengan seruan moral mengenai Dewan Negara adalah panggilan zaman, bukan gagasan kosong. Ia diposisikan sebagai pengingat amanat rakyat, penyejuk bagi kekacauan struktural, dan penyelamat kedaulatan bangsa.

Firman Allah kembali menjadi pengingat:

“Dan janganlah kamu condong kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.” (QS. Hud: 113).

Dengan demikian, Dewan Negara diharapkan menjadi instrumen moral untuk menjaga agar bangsa tidak terus terjebak dalam kepemimpinan yang zalim, melainkan kembali kepada cita-cita keadilan, kemanusiaan, dan persatuan.

Share This Article