Kompolnas Awasi Kasus Mahasiswa Amikom, Islam Ingatkan: Nyawa Rakyat Lebih Mulia dari Kekuasaan

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menurunkan tim untuk mengawasi penanganan kasus kematian mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama. Mahasiswa tersebut tewas setelah mengikuti unjuk rasa di Yogyakarta.

Komisioner Kompolnas, Muhammad Choirul Anam, menyebut pihaknya melakukan pengawasan langsung di beberapa titik, termasuk mendampingi keluarga korban. Polda DIY tengah melakukan penyelidikan, sementara Bidang Propam memeriksa saksi-saksi terkait insiden yang diduga melibatkan aparat keamanan.

Partai X: Negara Jangan Abai

Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan bahwa kasus Kompolnas ini bukan sekadar angka statistik. Menurutnya, negara tidak boleh abai ketika rakyat kehilangan nyawa akibat kebijakan represif.

“Tugas negara ada tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Jika mahasiswa turun ke jalan lalu pulang tinggal nama, itu berarti negara gagal hadir,” tegas Rinto.

Partai X menekankan, negara harus berjalan berdasarkan prinsip keadilan dan kesejahteraan. Pemerintah hanyalah sebagian kecil rakyat yang diberi mandat, bukan pemilik negara. Kedaulatan mutlak berada di tangan rakyat.

Karena itu, aparat tidak boleh menyamakan pengunjuk rasa damai dengan perusuh. Hak berekspresi adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijaga. Negara ada bukan untuk menakut-nakuti rakyat, tetapi untuk menjamin keamanan, keadilan, dan kesejahteraan.

Sudut Pandang Islam

Dalam Islam, nyawa manusia adalah sesuatu yang sangat mulia. Allah SWT berfirman:

“Barangsiapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.” (QS. Al-Maidah: 32).

Ayat ini menegaskan, hilangnya satu nyawa rakyat tidak boleh dianggap remeh. Kematian mahasiswa di jalanan adalah tanggung jawab moral dan spiritual yang harus dihisab oleh para penguasa.

Rasulullah SAW juga mengingatkan:

“Hilangnya dunia lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Tirmidzi).

Hadits ini menunjukkan betapa besar dosa negara jika membiarkan rakyat, apalagi mahasiswa yang memperjuangkan kebenaran, mati sia-sia.

Solusi Partai X dan Ajaran Islam

  1. Reformasi hukum berbasis keadilan menegakkan hukum tanpa pandang bulu. 
  2. Pemisahan tegas negara dan pemerintah agar kegagalan rezim tidak menyeret negara.
  3. Pendidikan moral berbasis Pancasila dan nilai Islam membentuk generasi yang sadar hak, kewajiban, dan makna keadilan.
  4. Akuntabilitas aparat setiap pelanggaran harus diproses hukum, tanpa impunitas.
  5. Musyawarah kenegarawanan melibatkan ulama, tokoh masyarakat, dan akademisi untuk mencari jalan damai dalam menyelesaikan konflik rakyat dengan negara.

Penutup: Seorang Pemimpin adalah Penggembala

Partai X menegaskan bahwa kematian mahasiswa Amikom tidak boleh berlalu sia-sia. Nyawa rakyat terlalu mahal untuk digadaikan demi stabilitas semu.

Islam mengingatkan bahwa pemimpin adalah gembala bagi rakyatnya. Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang pemimpin adalah penggembala, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Jika negara gagal menjaga rakyatnya sehingga mahasiswa harus mati di jalanan, maka bukan hanya kegagalan politik, tetapi juga pengkhianatan terhadap amanah Ilahi.

Share This Article