Seleksi ASN, Islam Tekankan Amanah Bukan Titipan Jabatan!

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id — Peringatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar proses seleksi jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) berjalan transparan dan bebas nepotisme kembali menggema. Dalam pandangan Islam, jabatan publik bukanlah hadiah atau titipan kekuasaan, melainkan amanah besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Islam: Jabatan adalah Amanah, Bukan Warisan atau Titipan

Islam menempatkan jabatan sebagai bentuk tanggung jawab, bukan kehormatan. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 58:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Ayat ini menegaskan bahwa setiap jabatan dan wewenang dalam pemerintahan harus diberikan kepada orang yang layak dan berhak, bukan kepada orang dekat, kelompok tertentu, atau kerabat pejabat. Menitipkan jabatan kepada yang tidak amanah sama saja mengkhianati perintah Allah.

Islam Ingatkan: Pemerintah Adalah Pelayan Rakyat

Dalam ajaran Islam, kepemimpinan selalu diiringi tanggung jawab moral untuk melayani. Rasulullah SAW bersabda:

“Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR. Abu Ya’la)

Seorang ASN adalah pelayan publik, bukan bawahan kelompok atau alat kekuasaan. Ketika jabatan dijadikan sarana untuk membalas jasa atau memperkaya kerabat, maka semangat pelayanan publik lenyap. Negara kehilangan arah, karena amanah berubah menjadi komoditas.

Islam menolak segala bentuk penyalahgunaan jabatan. Nepotisme berarti menyingkirkan orang yang lebih layak hanya demi kedekatan atau kepentingan pribadi. Itu adalah bentuk kezaliman dan pengkhianatan terhadap keadilan.

Dalam perspektif Islam, keadilan dan kemampuan adalah dua syarat utama bagi siapa pun yang memegang urusan publik. Karena itu, seleksi ASN tidak boleh diwarnai “titipan jabatan” atau “permainan kursi.” Negara harus menjunjung tinggi meritokrasi menempatkan seseorang berdasarkan amanah dan kompetensi.

Solusi Islam: Seleksi ASN Harus Berbasis Amanah dan Profesionalitas

Al-Qur’an memberikan pedoman tegas dalam QS. Al-Qashash ayat 26:

“Sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (mengurus urusan ini) adalah orang yang kuat (kompeten) lagi dapat dipercaya (amanah).”

Dua nilai utama ini kompeten dan amanah adalah fondasi seleksi ASN yang benar. Negara yang ingin kuat harus menegakkan proses rekrutmen berbasis integritas, kemampuan, dan ketakwaan, bukan hubungan atau kekuasaan.

Seleksi ASN yang ideal bukan hanya soal kemampuan administratif, tetapi juga ujian moralitas, apakah calon ASN itu jujur, adil, dan siap melayani rakyat tanpa pamrih.

Islam menegaskan bahwa jabatan bukan kehormatan duniawi, melainkan ujian akhirat. Jika amanah diserahkan kepada yang salah, maka kerusakan birokrasi dan ketidakadilan hanya menunggu waktu.

Negara akan kuat bila jabatannya dipegang oleh orang yang amanah dan adil. Sebaliknya, bila jabatan menjadi barang titipan, maka runtuhlah kepercayaan dan hilanglah keberkahan. Karena dalam pandangan Islam, amanah adalah tiang negara, dan nepotisme adalah lubang kehancurannya.

Share This Article