Kemakmuran Tak Datang dari Trickle Down, Tapi dari Nilai Kebersamaan dalam Islam

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id — Islam menegaskan bahwa kemakmuran sejati tidak akan lahir dari sistem ekonomi yang hanya mengandalkan teori “trickle down”, di mana kesejahteraan diharapkan menetes dari kalangan atas ke rakyat. Sebaliknya, kemakmuran lahir dari nilai kebersamaan, gotong royong, dan pemerataan yang adil di seluruh lapisan masyarakat.
Prinsip ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW:

“Tidak beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut menegaskan bahwa solidaritas dan empati sosial adalah fondasi keadilan ekonomi. Masyarakat yang hanya mengejar keuntungan pribadi tanpa memikirkan kesejahteraan bersama akan kehilangan keberkahan.

Islam Menolak Ketimpangan Struktural

Konsep trickle down, yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari atas, telah lama dikritik karena menciptakan ketimpangan yang lebar antara kaya dan miskin. Islam menolak sistem seperti ini karena bertentangan dengan prinsip keadilan dan distribusi yang merata.
Allah SWT berfirman:

“Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7)

Ayat ini menjadi dasar moral ekonomi Islam bahwa distribusi kekayaan harus merata agar semua rakyat mendapat manfaat. Negara yang membiarkan kekayaan menumpuk pada segelintir kelompok berarti mengingkari amanah sosial yang diberikan Allah.

Negara Harus Jadi Pelindung, Bukan Penonton Pasar

Dalam pandangan Islam, negara wajib hadir aktif dalam memastikan kesejahteraan rakyat. Pemerintah bukan hanya pengatur pasar, tetapi pelindung rakyat dari ketimpangan dan eksploitasi.

Allah SWT berfirman:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

Ayat ini menegaskan peran kolektif termasuk negara dalam membangun sistem ekonomi yang saling menolong, bukan saling menindas.

Gotong Royong sebagai Prinsip Ekonomi Islam 

Konsep kebersamaan dalam Islam identik dengan gotong royong: kerja bersama untuk kemaslahatan umum. Nabi Muhammad SAW mencontohkan sistem ekonomi berbasis solidaritas melalui mu’amalah yang adil, zakat, dan sedekah produktif. Semua itu bertujuan menghapus kesenjangan dan memperkuat daya tahan sosial umat.
Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam kasih sayang, cinta, dan simpati mereka, seperti satu tubuh; jika satu anggota sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim)

Inilah dasar spiritual ekonomi kebersamaan: kesejahteraan tidak boleh dinikmati sebagian, tetapi harus dirasakan seluruh rakyat.

Penutup: Kemakmuran adalah Hasil dari Keadilan dan Solidaritas

Islam mengajarkan bahwa keberkahan ekonomi hanya lahir dari sistem yang adil dan inklusif. Ketika kebijakan ekonomi dibangun atas dasar keadilan sosial, pemerataan, dan gotong royong, maka kesejahteraan bukan sekadar angka, tetapi kenyataan hidup rakyat.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra’d: 11)

Artinya, kemakmuran tidak datang dari menunggu “tetesan dari atas”, tetapi dari kerja bersama, saling peduli, dan keberanian menegakkan keadilan ekonomi yang diridhai Allah SWT.

Share This Article