KAA Plus Lawan Ketimpangan, Islam Ingatkan: Keadilan Dunia Tak Akan Datang Jika Rakyat Sendiri Masih Tertindas

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id  — Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, mengusulkan pembentukan Konferensi Asia Afrika Plus (KAA Plus). Forum ini diharapkan menjadi wadah permanen bagi negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin untuk melawan ketimpangan global.

Megawati menyebut bahwa dunia kini tengah menghadapi kolonialisme gaya baru, berupa dominasi ekonomi dan teknologi dari negara-negara maju. Namun, bagi Partai X, perjuangan melawan ketimpangan global tidak bisa berhenti pada wacana internasional semata.

Partai X: Ketimpangan Global Berawal dari Ketimpangan Domestik

Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute Prayogi R. Saputra, menanggapi hal ini menilai bahwa ketimpangan global hanyalah cermin dari ketidakadilan dalam negeri.

Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, masih bergantung pada modal dan teknologi asing, sementara rakyat kecil terus berjuang menghadapi kesenjangan sosial dan ekonomi.

“Bagaimana kita mau melawan hegemoni luar negeri, kalau rakyat sendiri masih kesulitan makan dan kerja?” ujar Prayogi.

Partai X menegaskan, tugas negara ada tiga: melindungi, melayani, dan mengatur rakyat bukan memelihara ketimpangan. Diplomasi yang adil harus berakar dari kesejahteraan rakyat, bukan sekadar panggung retorika elit politik internasional.

Pandangan Islam: Keadilan Dimulai dari Dalam Negeri

Islam memandang keadilan (‘adl) sebagai pondasi utama peradaban. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan…” (QS. An-Nahl: 90)

Islam menegaskan bahwa negara tidak bisa menuntut keadilan dunia, jika ia gagal menegakkan keadilan di tengah rakyatnya sendiri. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Pemimpin itu adalah penggembala, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam konteks diplomasi modern, ini berarti pemerintahan luar negeri yang sejati adalah yang berpihak pada rakyat memastikan bahwa setiap kebijakan internasional mendatangkan manfaat nyata bagi mereka yang di dalam negeri.

Solusi Partai X: Bangun Arsitektur Keadilan dari Dalam Negeri

Sesuai dengan prinsip Partai X, keadilan global hanya akan lahir dari keadilan domestik yang kuat. Negara harus dijalankan secara efektif, efisien, dan transparan agar rakyat merasakan manfaatnya. Beberapa langkah yang ditawarkan antara lain:

  1. Pemisahan tegas antara negara dan rezim, agar diplomasi tidak dikendalikan oleh kepentingan kekuasaan.
  2. Reformasi hukum berbasis kepakaran, supaya ekonomi berpihak pada rakyat, bukan investor besar.
  3. Transformasi birokrasi digital, untuk menutup celah korupsi dan memperkuat tata kelola sumber daya alam.
  4. Musyawarah kenegarawanan nasional, melibatkan tokoh rakyat dan intelektual dalam strategi pembangunan.
  5. Pendidikan moral dan politik berbasis Pancasila, agar generasi muda paham makna keadilan sosial yang sejati.

Penutup: Bangun Dunia Baru, Mulai dari Rakyat Sendiri

Partai X menegaskan bahwa semangat “To Build the World Anew” harus diterjemahkan dalam kebijakan nyata. Dunia baru tidak akan lahir dari rapat internasional, tetapi dari keberanian negara untuk menegakkan keadilan bagi rakyatnya.

“Obor Bandung bukan untuk menerangi ruang konferensi, tapi untuk menerangi hati para pemimpin agar kembali ke rakyat,” pungkas Prayogi.

Keadilan global dimulai dari keadilan sosial di rumah sendiri. Selama rakyat masih tertindas dan negara abai terhadap amanahnya, setiap forum dunia hanyalah panggung kosong tanpa cahaya kebenaran.

Share This Article