Anak Muda, Jangan Apatis! Politik Itu Jalan Perubahan

muslimX
By muslimX
3 Min Read

Di tengah dinamika nasional yang terus berkembang, kesadaran politik di kalangan generasi muda masih tergolong rendah. Tidak sedikit dari mereka yang masih merasa bahwa politik adalah dunia yang “kotor” dan tidak layak untuk diikuti. Sikap apatis ini pada akhirnya menyebabkan generasi muda kehilangan peran strategisnya dalam proses demokrasi dan pembangunan bangsa.

Padahal, keputusan-keputusan yang diambil oleh para pemimpin sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat secara langsung, mulai dari harga kebutuhan pokok, akses pendidikan, hingga kesempatan kerja. Oleh karena itu, pendidikan politik bagi generasi muda bukan sekadar pilihan, tetapi sebuah keharusan.

Dalam Islam, politik bukan dipandang sebagai ajang perebutan kekuasaan semata, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab besar dalam mengatur urusan umat. Rasulullah ﷺ sendiri adalah sosok pemimpin negara yang tidak hanya membawa risalah keimanan, tetapi juga mengatur aspek sosial, ekonomi, dan hukum dengan keadilan dan amanah. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)

Ayat ini menegaskan bahwa tanggung jawab dalam memilih dan mengangkat pemimpin adalah bagian dari amanah yang harus dijaga. Mengabaikan proses pemerintahan, atau bahkan memilih tanpa pertimbangan yang matang, dapat berkontribusi pada lahirnya kepemimpinan yang tidak adil.

Generasi muda memiliki potensi besar dalam membawa perubahan. Dalam sejarah Islam, Usamah bin Zaid ditunjuk Rasulullah ﷺ sebagai panglima pasukan saat usianya masih sangat muda. Ini menjadi bukti bahwa Islam memandang generasi muda sebagai bagian penting dari perubahan sosial dan kepemimpinan.

Namun, potensi ini tidak akan bermakna apabila tidak diiringi dengan kesadaran yang baik. Tanpa pemahaman terhadap sistem dan nilai-nilai demokrasi, generasi muda mudah terombang-ambing oleh isu-isu dangkal dan narasi manipulatif yang tidak berbasis pada data dan akal sehat. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Ketidakpedulian terhadap kondisi sosial termasuk bentuk kelemahan iman apabila tidak disertai upaya untuk memperbaikinya. Dalam konteks negara demokratis, salah satu bentuk amar ma’ruf nahi munkar adalah dengan terlibat aktif dalam proses pemerintahan: memahami isu, bersuara, memilih dengan bijak, dan mengawasi jalannya kekuasaan.

Sudah saatnya generasi muda bangkit dari sikap apatis. Pendidikan politik tidak hanya melahirkan pemilih yang cerdas, tetapi juga menciptakan warga negara yang bertanggung jawab. Dalam Islam, keadilan, kejujuran, dan amanah adalah nilai-nilai utama dalam kepemimpinan, dan itu semua hanya dapat diwujudkan jika masyarakat, terutama generasi muda memahami dan terlibat dalam prosesnya.

Dengan menanamkan nilai-nilai Islam dalam kesadaran menghadapi isu pemerintahan, kita tidak hanya membangun masyarakat yang demokratis, tetapi juga menciptakan peradaban yang berlandaskan akhlak mulia.

Share This Article