muslimx.id — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bertolak ke Singapura pada Ahad (15/6/2025) sore dalam rangka kunjungan kenegaraan dan menghadiri pertemuan Leaders’ Retreat bersama Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong. Agenda resmi juga mencakup upacara kenegaraan di Parliament House yang disambut langsung oleh Presiden Singapura, Tharman Shanmugaratnam.
Namun, di tengah diplomasi luar negeri yang aktif, Partai X mengingatkan bahwa dalam Islam, seorang pemimpin memiliki amanah utama untuk melayani dan melindungi rakyatnyaterlebih dahulu, sebelum mencari pengaruh di luar negeri.
“Dalam Islam, pemimpin adalah pelayan umat. Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.’ (HR. Bukhari dan Muslim),” ujar Prayogi R. Saputra, Anggota Majelis Tinggi Partai X.
Problem Domestik adalah Prioritas Fardu Ain Kepemimpinan
Partai X menyoroti bahwa masih ada sejumlah persoalan dalam negeri yang menuntut perhatian serius dari Presiden. Di antaranya:
- Sengketa administratif empat pulau di Aceh,
- Pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia yang belum tuntas,
- Dan belum terbentuknya lembaga independen pengawas data pribadi rakyat.
Prayogi menekankan bahwa diplomasi luar negeri tidak boleh menjadi pelarian dari tanggung jawab domestik. Dalam pandangan Islam, keadilan dan keberpihakan kepada rakyat merupakan fondasi utama pemerintahan.
“Allah SWT berfirman, ‘Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.’ (QS. An-Nisa: 58),”
Islam: Negara yang Kuat Adalah Negara yang Adil
Partai X menegaskan bahwa wajah Indonesia di dunia internasional tidak akan memiliki makna jika rakyatnya sendiri merasa ditinggalkan dan keadilan sosial diabaikan. Sebuah negara yang kuat menurut Islam bukan diukur dari perjanjian luar negeri atau foto diplomatik, tapi dari tegaknya keadilan dan hadirnya negara untuk yang lemah dan tertindas.
“Rasulullah ﷺ selalu memastikan bahwa kebijakan beliau berdampak pada maslahat umat. Beliau tidak meninggalkan Madinah tanpa memastikan keadaan rakyatnya stabil,” lanjut Prayogi.
Solusi Diplomasi yang Adil dan Berdampak: Jalan Tengah ala Islam
Partai X mengusulkan agar setiap diplomasi luar negeri yang dilakukan pemerintah harus:
- Melibatkan masyarakat sipil dan ulama dalam menyusun arah kerja sama luar negeri.
- Transparan kepada publik tentang hasil diplomasi dan manfaat langsung yang diterima rakyat.
- Memastikan diplomasi memperkuat sektor-sektor kebutuhan dasar umat, seperti pendidikan, lapangan kerja, perlindungan PMI, dan kesejahteraan desa.
- Menjadikan Sekolah Negarawan sebagai pusat ijtihad kebijakan, agar diplomasi Indonesia berakar pada nilai-nilai keadilan sosial dan maqashid syariah.
Kembali pada Prinsip Umar bin Khattab
Prayogi mengutip teladan dari Khalifah Umar bin Khattab RA, yang berkata:
“Seandainya seekor keledai mati di jalan Baghdad karena kelaparan, maka aku takut Allah akan menanyakan hal itu padaku.”
“Presiden harus memastikan rakyatnya tidak merasa asing di negerinya sendiri. Diplomasi luar negeri adalah penting, tapi menjamin keadilan dan perlindungan rakyat adalah kewajiban yang lebih utama dalam pandangan Islam,” pungkasnya.