Ingin Reformasi Dunia Tapi Rumah Sendiri Masih Porak-poranda? Dalam Pandangan Islam Mulailah dari Diri Sendiri

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id – Dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyerukan reformasi sistem tata kelola global. Ia menilai bahwa struktur internasional seperti Dewan Keamanan PBB tidak lagi mencerminkan realitas multipolar abad ke-21 dan gagal dalam menciptakan perdamaian dunia.

Seruan perubahan global tanpa pembenahan di dalam negeri ibarat menasihati dunia, tapi melupakan kampung halaman sendiri. Islam menekankan bahwa pemimpin akan ditanya terlebih dahulu tentang umat yang paling dekat dengannya.

“Mulailah dari dirimu, kemudian orang-orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR. Muslim)

Partai X: Mau Reformasi Dunia? Pastikan Dapur Rakyat Tak Lagi Kosong

Menanggapi pidato Lula, Partai X menyambut baik semangat reformasi dunia yang adil. Tapi mereka menegaskan bahwa seruan global akan hampa bila rakyat sendiri masih dicekik ketimpangan dan ketidakadilan.

“Reformasi dunia itu penting, tapi jangan lupa bereskan ketimpangan di rumah sendiri dulu.”
– Prayogi R Saputra, Anggota Majelis Tinggi Partai X

Tanggung jawab seorang pemimpin dimulai dari keadilan di wilayahnya sendiri. Jika rakyat masih sulit mendapat pangan, pendidikan, dan kesehatan yang layak, maka wacana global hanya akan menjadi panggung diplomasi yang jauh dari kenyataan.

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Maka, sebelum bicara tentang tatanan dunia yang adil, pemimpin dituntut untuk menegakkan ‘adl (keadilan) di dalam negeri.

Islam Mewajibkan Keadilan, Bukan Pencitraan

Seruan global yang tidak berangkat dari reformasi internal berisiko menjadi nifaq siyasiy (kemunafikan politik). Dalam Islam, keadilan tidak boleh bersifat kosmetik, tapi harus menyentuh tata kekuasaan, distribusi harta, dan perlindungan rakyat miskin.

“Sesungguhnya Allah memerintahkan (kalian) berlaku adil dan berbuat ihsan…” (QS. An-Nahl: 90)

Jika pemerintah gagal menjamin hak dasar rakyat, makanan halal, pendidikan bermutu, pelayanan kesehatan, dan pekerjaan maka seruan keadilan global berubah menjadi kemewahan kata-kata.

Solusi Partai X: Mulai dari Reformasi Nasional, Lalu Melangkah Global

Untuk membuktikan kesungguhan menjadi bagian dari reformasi dunia, Partai X mengusulkan empat langkah utama yang sejalan dengan prinsip Islam:

  1. Reformasi Internal: Pemerataan Kekayaan dan Pelayanan Publik
    Dalam Islam, mal (kekayaan) adalah milik Allah yang harus dikelola demi kemaslahatan umat. Redistribusi yang adil bukan pilihan, tapi kewajiban.
  2. Diplomasi yang Berdiri di Atas Kepentingan Rakyat, Bukan Pejabat
    Dalam diplomasi Islam, pemimpin menyampaikan suara umat, bukan memperkuat gengsi. Luar negeri bukan panggung pujian, tapi saluran perjuangan.
  3. Reformasi Hukum Tanpa Tebang Pilih
    Islam melarang diskriminasi hukum. Bahkan bila pelaku kejahatan adalah orang kaya atau berkuasa, hukum tetap ditegakkan.“Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya.” (HR. Bukhari)
  4. Manfaatkan Forum Global seperti BRICS untuk Kemandirian Umat
    Islam mendukung kerja sama antarbangsa selama itu membawa maslahat dan menjauhkan ketergantungan kepada sistem global yang dzalim.

Penutup: Dunia Tak Butuh Simbol Baru, Tapi Teladan Nyata

Partai X menegaskan bahwa reformasi global harus lahir dari negara yang berani membersihkan rumahnya sendiri. Dunia tidak butuh lebih banyak simbol, logo, atau forum. Dunia butuh tindakan nyata yang lahir dari pemimpin amanah, sistem adil, dan rakyat yang diberdayakan.

Kekuasaan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan, bukan alat pamer kekuasaan atau popularitas internasional.

“Katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu.” (QS. At-Taubah: 105)

Share This Article