Dalam pandangan Islam kepemimpinan bukan sekadar perebutan kekuasaan atau alat untuk melanggengkan kepentingan pribadi dan golongan untuk menjalankan kekuasaan, melainkan sebuah amanah besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang dibuktikan dengan ketaatan terhadap seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, baik dalam ruang ibadah, muamalah, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kepemimpinan Dalam Kacamata Islam
Islam memandang kepemimpinan sebagai tanggung jawab besar yang harus dijalankan dengan akhlak mulia dan keadilan yang kokoh. Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap bentuk kekuasaan adalah amanah, dan amanah tidak boleh dikhianati. Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang menjalankan kekuasaan bukan untuk diri atau kelompoknya, tetapi untuk kemaslahatan rakyat.
Jangan kita pandang kekuasaan semata hanya sebagai perebutan jabatan atau permainan strategi. Sebaliknya, kepemimpinan dalam Islam adalah ibadah dalam bentuk pengabdian sosial. Rasulullah ﷺ bukan hanya pemimpin agama, tetapi juga kepala negara yang memimpin dengan keadilan, akhlak mulia, dan kasih sayang kepada umatnya.
Allah juga mengingatkan dalam firman-Nya:
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas manusia…” (QS. Al-Baqarah: 143)
Sebagai umat pilihan, kita dituntut tidak apatis terhadap urusan publik. Keadilan dan amanah dalam memimpin adalah bagian dari perintah Allah yang harus dijunjung.
Pemimpin Adalah Pelayan Umat
Di dalam Islam, pemimpin bukanlah raja yang berkuasa semaunya, tetapi pelayan umat yang akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap keputusannya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa berat amanah itu. Maka siapapun yang menjabat, baik di pemerintahan, lembaga masyarakat, atau organisasi wajib menjaga akhlaknya, kejujurannya, dan orientasinya hanya pada keridhaan Allah dan kemaslahatan umat.
Kita sebagai rakyat pun memegang peran penting. Tidak boleh acuh terhadap siapa yang memimpin. Pilihlah pemimpin yang jujur, adil, dan berakhlak, bukan yang menipu dengan janji kosong, korupsi, atau mempermainkan hukum untuk kepentingan pribadi.
Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.” (QS. Al-A’raf: 56)
Kerusakan dalam kepemimpinan tidak hanya menghancurkan ekonomi, tapi juga merusak nilai moral dan sosial masyarakat. Maka marilah kita jaga amanah kepemimpinan, dari tingkat tertinggi hingga yang paling kecil.
Penutup dan Doa
Ya Allah, tunjukkan kepada kami kebenaran sebagai kebenaran, dan berikan kami kekuatan untuk mengikutinya. Tunjukkan kepada kami kebatilan sebagai kebatilan, dan berikan kami kekuatan untuk menjauhinya.
Karuniakan kepada negeri ini para pemimpin yang bertakwa, berakhlak, dan adil.
Jauhkan kami dari pemimpin zalim dan manipulatif.
Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.