Kampung Haji Diurus Danantara, Islam Ingatkan: Jangan Jadikan Ibadah Sebagai Komoditas Kekuasaan dan Dagang!

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id – Rencana pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah yang dipimpin oleh Danantara dan pernyataan CEO-nya, Rosan P. Roeslani, menuai kontroversi. Meskipun diklaim untuk mempermudah akses jemaah haji, banyak pihak mempertanyakan apakah proyek ini lebih mengutamakan kepentingan bisnis daripada kepentingan ibadah.

Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R Saputra, menegaskan bahwa negara seharusnya melindungi dan melayani rakyat, bukan menjadikan ibadah sebagai alat untuk meraih keuntungan.

“Ibadah haji adalah tugas spiritual dan kewajiban umat Islam, bukan alat untuk meraih keuntungan bisnis. Negara tidak boleh membiarkan agama digunakan sebagai kedok untuk kepentingan bisnis pribadi atau segelintir orang,” tegas Prayogi.

Ia mengingatkan bahwa haji adalah salah satu pilar ibadah dalam Islam yang tidak boleh dicampuradukkan dengan kepentingan duniawi yang hanya menguntungkan segelintir orang.

Islam: Harta dan Kekuasaan Harus Dikelola dengan Amanah

Islam mengajarkan bahwa harta dan kekuasaan harus digunakan sesuai dengan amanah yang diberikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah (2:188):

“Dan janganlah kamu memakan harta di antara kamu dengan cara yang batil. Dan janganlah kamu membawa urusan itu kepada para hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian harta manusia dengan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.”

Ayat ini mengingatkan bahwa setiap tindakan yang mengambil keuntungan dari cara yang tidak sah, apalagi dengan menyalahgunakan nama ibadah atau agama, adalah perbuatan haram dalam Islam.

Rasulullah SAW: Jangan Memperdagangkan Agama untuk Keuntungan Duniawi

Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah hadits yang sangat keras mengenai komersialisasi agama:

“Barangsiapa yang memperdagangkan agama, maka ia akan dijauhkan dari rahmat Allah.” (HR. Ahmad)

Hadits ini menegaskan bahwa memanfaatkan agama sebagai alat untuk keuntungan pribadi adalah salah satu dosa besar. Haji, sebagai ibadah yang sangat sakral, tidak boleh dikomersialkan atau dijadikan objek bisnis yang merugikan umat.

Penutup: Ibadah Haji Harus Tetap Berdasarkan Niat Tulus, Bukan Keuntungan Duniawi

Dengan menegakkan prinsip keadilan, transparansi, dan amanah. Partai X berharap bahwa proyek Kampung Haji dapat menjadi contoh nyata bagaimana negara melayani rakyat dan bukan menjadikan agama sebagai komoditas kekuasaan dan bisnis.

Islam menuntut setiap pemimpin untuk bertanggung jawab atas amanah yang diberikan. Jika ibadah haji hanya menjadi alat untuk mencari keuntungan. Maka esensi spiritual dan kemanusiaan yang terkandung dalam ibadah ini akan hilang.

“Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik dalam bertindak terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku.”  (HR. Tirmidzi)

Haji adalah ibadah personal dan spiritual yang harus dijalankan dengan tulus tanpa ada campur tangan kepentingan duniawi.

Dengan prinsip amanah, transparansi, dan pengawasan yang ketat, semoga setiap kebijakan yang menyangkut urusan agama dan rakyat dapat berjalan sesuai dengan nilai-nilai keadilan yang diajarkan oleh Islam.

Share This Article