Gas Air Mata Warnai Demo Pati, Islam Mengajarkan Musyawarah dan Keadilan

muslimX
By muslimX
2 Min Read

muslimx.id – Aksi demonstrasi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Rabu, 13 Agustus 2025, menjadi sorotan publik setelah massa yang menuntut Bupati Sudewo lengser disambut dengan tembakan gas air mata. Kejadian ini memicu kritik luas terkait pendekatan represif pemerintah dalam merespons aspirasi rakyat.

Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menilai tindakan tersebut mencerminkan kegagalan pemerintah dalam mendengar suara rakyat.

“Tugas negara itu melindungi, melayani, dan mengatur rakyat. Jika rakyat harus mengeluarkan suara melalui tekanan seperti gas air mata untuk didengar, maka itu adalah kegagalan negara,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya dialog dan musyawarah sebagai cara utama menyelesaikan perbedaan pandangan, bukan dengan kekerasan.

Musyawarah: Prinsip Penting dalam Islam

Islam menjunjung tinggi prinsip musyawarah dalam memutuskan perkara. Allah SWT berfirman:

“Dan musyawarakanlah mereka dalam urusan itu.” (QS. Ali Imran: 159)

Ayat ini mengajarkan bahwa pengambilan keputusan, apalagi yang menyangkut hajat hidup orang banyak, harus dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait agar keputusan yang diambil membawa maslahat dan menghindari kerusakan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya, pemimpin itu adalah pelayan bagi rakyatnya.” (HR. Bukhari)

Hadits ini menegaskan bahwa kekuasaan adalah amanah untuk melayani, bukan menekan rakyat. Pemimpin yang memilih jalur kekerasan daripada pelayanan dan keadilan berarti mengkhianati tugasnya di hadapan Allah dan manusia.

Langkah yang Perlu Dilakukan Pemerintah

Untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan kepercayaan rakyat, prinsip Islam dapat dijalankan melalui:

  1. Membuka ruang dialog yang jujur dan transparan sebelum mengambil kebijakan sensitif.
  2. Menunda atau merevisi kebijakan yang memicu penolakan publik hingga kajian maslahat dan mudarat selesai dilakukan.
  3. Mengutamakan pendekatan persuasif dan menghindari cara-cara represif dalam menghadapi perbedaan pendapat.

Dengan mengedepankan musyawarah dan keadilan, pemerintah tidak hanya mencegah konflik sosial, tetapi juga menjaga kehormatan di mata rakyat dan di hadapan Allah. Musyawarah bukan sekadar mekanisme demokrasi, tetapi perintah agama yang jika diabaikan dapat menjerumuskan sebuah pemerintahan pada kezhaliman.

Share This Article