muslimx.id – Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengimbau para pejabat publik untuk menghindari sikap arogan. Seruan ini muncul sebagai tanggapan atas perilaku Bupati Pati, Sudewo, yang dinilai warga bersikap tinggi hati dalam merespons penolakan masyarakat terhadap kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen.
Kebijakan tersebut sempat dibatalkan setelah menuai penolakan, namun protes warga berlanjut dengan tuntutan agar Bupati mundur. Situasi memanas ketika Bupati turun langsung di tengah massa, memicu kemarahan hingga terjadi pelemparan sandal dan botol. Polisi kemudian membubarkan massa dan menangkap sebelas orang yang diduga provokator.
Tanggapan Partai X: Arogansi Adalah Pengkhianatan Amanah
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan bahwa tugas negara adalah melindungi, melayani, dan mengatur rakyat dengan adil.
“Kalau pejabat tidak peduli pada aspirasi rakyat, sebaiknya mundur sebelum memicu konflik yang lebih besar,” tegasnya.
Rinto menilai arogansi pejabat sebagai bentuk pengkhianatan terhadap amanah yang diberikan rakyat. Dalam Islam, amanah kepemimpinan adalah beban besar yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang pemimpin yang memimpin rakyat lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah haramkan surga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Islam Pemimpin Harus Menjadi Pelayan Rakyat
Partai X menegaskan bahwa pemerintah hanyalah wakil rakyat yang diberi wewenang untuk menegakkan keadilan dan memenuhi hak dasar masyarakat, mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan, hingga kesehatan.
“Pemimpin harus berintegritas, bijaksana, dan berpihak pada rakyat. Arogansi hanya akan meruntuhkan kepercayaan dan menimbulkan kerusakan sosial,” ungkap Rinto.
Solusi Partai X: Reformasi Kepemimpinan Daerah
Partai X mendorong langkah-langkah berikut untuk mencegah terulangnya kasus serupa:
- Dialog Publik Wajib – setiap kebijakan strategis harus melewati musyawarah dengan masyarakat.
- Evaluasi Kinerja Berbasis Kepuasan Publik – indikator keberhasilan pejabat harus mencerminkan penerimaan rakyat.
- Sanksi Tegas bagi Pejabat Arogan – agar tidak ada toleransi terhadap pengabaian aspirasi rakyat.
- Forum Komunikasi Terbuka – jembatan komunikasi yang jelas antara pemerintah daerah dan masyarakat.
- Kebijakan Berpihak pada Rakyat – memprioritaskan kesejahteraan, bukan kepentingan kekuasaan.
Penutup: Kedaulatan Rakyat adalah Titipan Allah
Partai X menegaskan bahwa demokrasi yang sehat adalah yang mencerminkan suara rakyat dan memegang teguh amanah.
“Jangan biarkan arogansi merusak kepercayaan publik. Amanah kepemimpinan adalah titipan dari Allah, dan siapa yang mengkhianatinya akan dimintai pertanggungjawaban di dunia dan akhirat,” pungkas Rinto.
Partai X menyerukan agar setiap pemimpin mengedepankan keadilan, mendengarkan rakyat, dan menghindari segala bentuk kesombongan yang dapat memicu perpecahan.