muslimx.id – Pengemudi ojek online yang tergabung dalam komunitas URC Bergerak menggelar aksi damai dengan membagikan 2.000 bunga mawar kepada aparat TNI dan Polri di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Mawar berwarna putih dan merah muda dipilih karena memiliki makna khusus. Mawar merah muda melambangkan cinta damai, dan putih artinya sikap tidak mau terprovokasi.
“Kami ini orang-orang yang menggantungkan hidup di jalan raya. Damai itu harga mati,” ujar Erna, Humas URC Bergerak.
Panitia memastikan aksi berlangsung tertib dengan registrasi ketat untuk mencegah penyusup. Kapolsek Metro Gambir mengapresiasi aksi damai tersebut dan menyebutnya sebagai momentum positif menjaga persatuan bangsa.
Namun, di balik pesan damai itu, Partai X mengingatkan agar hukum tetap ditegakkan. Perdamaian tanpa keadilan hanya akan meninggalkan luka dalam bagi masyarakat.
Kritik Partai X: Damai Tidak Boleh Jadi Dalih
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan bahwa tugas negara itu tiga yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Menurutnya, aksi damai para ojol patut diapresiasi, namun negara jangan menjadikan simbol damai sebagai selimut untuk menutupi kewajiban menegakkan hukum.
“Damai boleh, tapi jangan sampai hukum diabaikan. Hukum adalah jantung keadilan,” kata Rinto.
Partai X menekankan bahwa pemerintah hanyalah pelayan rakyat, bukan pejabat yang berkuasa. Rakyat adalah pemilik kedaulatan, sementara negara berdiri untuk menciptakan keadilan sosial, bukan memelihara ketidakadilan.
Pandangan Islam: Damai Harus Ditegakkan dengan Hukum
Islam menempatkan perdamaian sebagai tujuan mulia, namun perdamaian itu tidak boleh hanya simbolik. Al-Qur’an menegaskan:
“Dan jika dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu golongan berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang aniaya itu sampai kembali kepada perintah Allah.” (QS. Al-Hujurat: 9).
Ayat ini menunjukkan bahwa damai bukanlah kompromi semu, tetapi harus dibangun di atas keadilan dan tegaknya hukum Allah. Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kamu adalah karena apabila orang mulia mencuri mereka biarkan, tetapi apabila orang lemah mencuri mereka tegakkan hukum atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pesan Rasulullah jelas: jangan sampai simbol damai dipakai untuk melindungi ketidakadilan.
Solusi Partai X untuk Menjaga Keamanan
Partai X menawarkan beberapa solusi agar simbol perdamaian tidak berhenti pada bunga semata:
- Reformasi hukum berbasis kepakaran, agar hukum tidak tunduk pada suara mayoritas atau kepentingan uang.
- Transformasi birokrasi digital, untuk memutus rantai manipulasi dan korupsi dalam penegakan hukum.
- Pendidikan moral berbasis Pancasila dan nilai Islam, agar masyarakat memahami arti damai sejati yang berpijak pada keadilan.
- Musyawarah kenegarawanan nasional, forum persatuan visi bangsa, agar damai bukan hanya jargon tetapi diwujudkan dalam kebijakan yang adil.
Penutup: Damai itu Hakikat, Adil itu Mutlak
Aksi bagi bunga memang indah, namun keindahan itu harus disertai dengan ketegasan hukum dan nilai Islam. Perdamaian tanpa keadilan hanya akan melahirkan perdamaian semu. Negara wajib hadir bukan sekadar memeluk rakyat dengan simbol, tetapi melindungi mereka dengan hukum yang tegak dan adil.
Sebagaimana firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58).
Islam mengajarkan bahwa damai itu hakikat, keadilan itu syarat mutlaknya.