muslimx.id – Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu mengkritik strategi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang dinilai terlalu fokus mengejar penerimaan negara. Menurutnya, target pajak seharusnya diarahkan pada peningkatan kepatuhan wajib pajak, bukan sekadar menekan kelompok yang sudah patuh. Mari Elka menyoroti jatuhnya tax ratio Indonesia pada semester I 2025 yang hanya 8,4 persen dari PDB, jauh di bawah rata-rata ASEAN sebesar 16 persen.
Kondisi ini menunjukkan adanya kelemahan struktural dalam sistem perpajakan, termasuk pengecualian pajak yang terlalu besar dan sektor informal yang luas. Kebijakan pajak yang timpang membuat sebagian kelompok rakyat justru terbebani, sementara yang lain lolos dari kewajiban.
Islam: Pajak dan Zakat Harus Berpihak pada Kesejahteraan Rakyat
Dalam pandangan Islam, pungutan negara baik dalam bentuk zakat maupun pajak modern tidak boleh menjadi alat penindasan. Allah ﷻ berfirman:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan doakanlah mereka…” (QS. At-Taubah: 103)
Ayat ini menegaskan bahwa pungutan dari rakyat semestinya membersihkan, menolong, dan kembali pada kesejahteraan umat, bukan sekadar memenuhi kas negara.
Hadis: Pemimpin adalah Penanggung Jawab Rakyat
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang imam (pemimpin) adalah pemelihara dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi peringatan bahwa setiap kebijakan, termasuk dalam perpajakan, harus diarahkan untuk kesejahteraan rakyat. Jika rakyat terbebani sementara negara hanya mengejar angka penerimaan, maka pemimpin telah lalai dalam amanahnya.
Negara Wajib Mengutamakan Keadilan Ekonomi
Islam menekankan pentingnya keadilan dalam distribusi harta. Allah ﷻ berfirman:
“… supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7)
Ayat ini relevan dengan kritik terhadap sistem pajak yang salah arah. Pajak semestinya menjadi instrumen pemerataan, bukan alat untuk memperkaya kelompok tertentu atau membebani rakyat.
Penutup: Pajak Bukan Pemerasan, Melainkan Amanah
Kritik Mari Elka menegaskan bahwa sistem perpajakan kita masih timpang dan jauh dari rasa keadilan. Islam mengingatkan bahwa pungutan negara adalah amanah besar. Pajak harus menjadi jalan untuk memastikan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan rakyat terpenuhi.
Negara tidak boleh sekadar sibuk mencari uang, sementara rakyat sibuk mencari makan. Tanpa keberpihakan nyata kepada umat, setiap kebijakan fiskal hanya akan menjadi beban, bukan solusi.