Gerakan ‘Stop Tot Tot Wuk Wuk’, Islam Ingatkan Rakyat Pemilik Kedaulatan

muslimX
By muslimX
2 Min Read

muslimx.id — Gerakan “Stop Tot Tot Wuk Wuk” mencuat di ruang publik sebagai bentuk protes rakyat terhadap penggunaan sirine dan strobo yang dianggap semena-mena oleh pejabat. Masyarakat menilai, simbol-simbol privilese jalan raya ini hanya mencerminkan betapa pejabat merasa lebih utama daripada rakyat yang seharusnya dilayani.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan aturan telah ada, bahkan Presiden Prabowo disebut sering memilih terjebak macet bersama rakyat. Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho pun mengakui evaluasi penggunaan sirine sudah dilakukan. Meski demikian, keresahan publik menunjukkan bahwa persoalan bukan sekadar teknis lalu lintas, tetapi menyangkut rasa keadilan sosial.

Islam: Jabatan adalah Amanah, Bukan Privilege

Dalam pandangan Islam, pejabat bukan penguasa yang harus didahulukan kenyamanannya, melainkan pelayan umat. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil…” (QS. An-Nisa: 58)

Ayat ini menegaskan amanah jabatan harus digunakan untuk menegakkan keadilan, bukan untuk memamerkan kekuasaan di jalan raya.

Rasulullah SAW juga mengingatkan:

“Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR. Abu Dawud)

Hadis ini menekankan bahwa pejabat seharusnya merasakan derita rakyat, bukan menambah jarak dengan fasilitas istimewa.

Realitasnya, rakyat kini lebih resah soal kebutuhan dasar: pangan, lapangan kerja, dan biaya hidup. Perdebatan soal sirine hanya memperlihatkan ketimpangan orientasi pemerintah. Islam menegaskan, kedaulatan ada di tangan umat, bukan di tangan pejabat. Setiap pemimpin wajib mendahulukan kepentingan rakyat daripada kenyamanan pribadinya.

Jalan Keluar Islami

Untuk itu, Islam menawarkan pedoman:

  1. Amanah pejabat wajib memperlakukan fasilitas negara sebagai titipan, bukan milik pribadi.
  2. Keadilan aturan harus ditegakkan sama, tanpa pengecualian bagi penguasa.
  3. Kebersamaan pemimpin ideal adalah yang merasakan suka duka bersama rakyatnya.

Gerakan “Stop Tot Tot Wuk Wuk” adalah tanda bahwa rakyat menolak privilese yang menindas. Islam mengingatkan, rakyatlah pemilik kedaulatan sejati, sementara pejabat hanyalah pelayan. Negara akan kuat jika pemimpin turun mendengar denyut perut rakyat, bukan sekadar mengatur suara sirine di jalan raya.

Share This Article