Khutbah Jumat 3 Oktober 2025: Menjadi Muslim yang Adil dan Santun dalam Berdemokrasi

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id  — Khutbah Jumat yang disampaikan hari ini mengangkat tema “Menjadi Muslim yang Adil dan Santun dalam Berdemokrasi.” Khutbah menekankan bahwa umat Islam harus menampilkan akhlak mulia dalam kehidupan demokrasi dengan adil dalam bersikap, santun dalam menyampaikan pendapat, serta menjauhi fitnah dan kebencian.

Keadilan Adalah Prinsip Utama dalam Islam

Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri, atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu.” (QS. An-Nisa: 135)

Ayat ini menegaskan bahwa keadilan adalah fondasi setiap amal, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan berdemokrasi. Seorang Muslim tidak boleh membela kelompoknya hanya karena fanatisme buta, tetapi harus menegakkan keadilan meski berhadapan dengan dirinya sendiri atau keluarganya.

Santun dalam Menyampaikan Pendapat

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini menekankan bahwa akhlak mulia adalah cerminan keimanan. Dalam berdemokrasi, menyampaikan kritik, aspirasi, atau perbedaan pendapat harus dilakukan dengan cara yang santun, bukan dengan cacian, hoaks, atau ujaran kebencian. Santun tidak berarti lemah, tetapi menunjukkan kematangan iman dan kecerdasan dalam berdialog.

Berdemokrasi dengan Mengedepankan Musyawarah

Allah SWT berfirman:

“…sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka…” (QS. Asy-Syura: 38)

Ayat ini memberi pelajaran bahwa musyawarah adalah jalan terbaik dalam mengelola perbedaan. Demokrasi sejatinya sejalan dengan prinsip syura dalam Islam, yaitu memberi ruang kepada semua pihak untuk berpendapat dan bermusyawarah demi kebaikan bersama. Seorang Muslim yang adil dan santun akan selalu mengutamakan musyawarah di atas sikap egois atau ambisi pribadi.

Menghindari Fitnah dan Perpecahan

Khutbah juga menegaskan bahwa demokrasi harus dijalankan dengan menjauhi fitnah, provokasi, dan kebencian yang dapat memecah belah umat. Rasulullah ﷺ memperingatkan:

“Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, dan saling memutuskan hubungan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa ukhuwah Islamiyah dan persatuan umat jauh lebih penting daripada memenangkan kepentingan kelompok semata.

Penutup dan Doa

Khutbah Jumat 2 Oktober 2025 menegaskan bahwa seorang Muslim harus menjunjung tinggi keadilan, kesantunan, dan persaudaraan dalam berdemokrasi. Dengan akhlak mulia, umat Islam dapat menjadi teladan dalam menjaga persatuan bangsa.

Allahumma allif baina qulūbinā wa aslih dzāta baininā.
Ya Allah, satukan hati kami dan perbaikilah hubungan di antara kami.
Ya Allah, jauhkan negeri ini dari fitnah, kebencian, dan perpecahan.
Anugerahkan kepada kami pemimpin yang adil, santun, dan mencintai rakyatnya.
Jadikan demokrasi di negeri ini jalan menuju keadilan dan kesejahteraan, bukan jalan menuju perpecahan. Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin.

Share This Article