Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Gaji dan Kekuasaan Harus Dipertanggungjawabkan di Hadapan Allah

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id — Khutbah Jumat  pada hari ini mengangkat tema “Gaji dan Kekuasaan Harus Dipertanggungjawabkan di Hadapan Allah.” Khutbah menyoroti pentingnya kesadaran moral dan spiritual bagi setiap pejabat, aparatur negara, maupun pekerja dalam memaknai gaji, jabatan, dan kekuasaan sebagai amanah, bukan alat untuk menindas atau memperkaya diri sendiri.

Islam menegaskan bahwa setiap rezeki yang diperoleh, termasuk gaji dari jabatan, adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian harta orang lain dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188)

Ayat ini mengingatkan bahwa gaji yang diterima harus berasal dari sumber yang halal dan dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Bila seseorang menerima gaji tetapi lalai terhadap amanah pekerjaannya, maka ia termasuk dalam golongan orang yang memakan harta secara batil.

Setiap Kekuasaan Akan Ditanya di Hari Kiamat

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa kekuasaan dan jabatan bukan sekadar kehormatan duniawi, melainkan ujian besar di akhirat. Seorang pemimpin, pejabat, atau bahkan kepala keluarga akan ditanya oleh Allah: bagaimana ia menggunakan kewenangannya, sejauh mana ia menegakkan keadilan, dan apakah ia menunaikan hak-hak orang yang dipimpinnya.

Penjelasan khutbah menekankan, semakin tinggi jabatan seseorang, semakin berat pula tanggung jawabnya di hadapan Allah. Karena itu, pemimpin sejati bukan yang mengejar kekuasaan, melainkan yang takut menyalahgunakannya.

Pemimpin yang Amanah Akan Diberkahi

Sebaliknya, khutbah menegaskan bahwa pemimpin yang jujur dan amanah akan dicintai rakyat dan didoakan malaikat. Ketika ia menunaikan tugas dengan tulus dan menolak korupsi, maka gajinya menjadi berkah, dan kekuasaannya menjadi ladang pahala.
Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)

Ayat ini menjadi dasar bahwa tanggung jawab jabatan adalah amanah ilahi yang harus dijaga dengan keadilan dan ketulusan.

Khutbah Jumat 10 Oktober 2025 mengajak seluruh umat, terutama mereka yang memegang jabatan dan kekuasaan, untuk menyadari bahwa setiap rupiah dan setiap keputusan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Gaji bukan sekadar upah, melainkan titipan yang harus dijaga kekuasaan bukan kehormatan, melainkan ujian yang berat.

Doa

Allahumma ja‘alnā min al-ladzīna amānū wa ‘amilū ash-shāliḥāt.
Ya Allah, jadikan kami hamba-Mu yang amanah, jujur, dan bertanggung jawab.
Lindungilah para pemimpin negeri ini dari godaan kekuasaan dan keserakahan.
Berkahilah mereka yang memimpin dengan keadilan, dan jauhkan kami dari pemimpin yang zalim.
Jadikan gaji dan jabatan kami sebagai jalan keberkahan, bukan jalan kebinasaan.
Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin.

Share This Article