muslimx.id – Islam adalah agama yang menempatkan kerja sebagai ibadah. Dalam pandangan Islam, setiap tetes keringat pekerja yang dicurahkan untuk menafkahi keluarga dan menunaikan tanggung jawab adalah amal saleh di sisi Allah. Karena itu, upah yang layak bukan sekadar imbalan materi, tetapi bentuk penghargaan terhadap jerih payah dan kehormatan manusia yang bekerja demi mencari ridha-Nya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil jerih payah tangannya sendiri.” (HR. Bukhari)
Artinya, pekerjaan bukan sekadar aktivitas ekonomi, tapi jalan menuju keberkahan hidup. Namun, keberkahan itu tidak akan hadir bila pekerja dizalimi, diperas tenaganya tanpa imbalan yang adil, atau diperlakukan hanya sebagai “alat produksi.”
Upah Layak Adalah Hak, Bukan Sedekah
Dalam Islam, upah pekerja adalah hak yang wajib ditunaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Berikanlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah, no. 2443)
Hadits ini menunjukkan betapa Islam menekankan keadilan ekonomi. Upah bukan hadiah, bukan belas kasihan, tapi hak yang melekat pada setiap orang yang bekerja.
Sayangnya, di zaman modern ini masih banyak pekerja yang diberi upah di bawah kelayakan, bahkan ada yang menunggu berbulan-bulan hanya untuk menerima haknya. Sementara pemilik usaha hidup mewah, para buruh hidup pas-pasan. Inilah bentuk kezaliman struktural yang akan dihisab oleh Allah.
Dalam Surah Al-Muthaffifin ayat 1–3 Allah memperingatkan:
“Celakalah bagi orang-orang yang curang, yaitu mereka yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, tetapi apabila mereka menakar untuk orang lain, mereka mengurangi.”
Ayat ini tidak hanya tentang timbangan di pasar, tapi juga timbangan keadilan dalam relasi kerja. Jika pengusaha menuntut kinerja tinggi tapi tidak memberikan upah layak, maka ia termasuk dalam ancaman ayat tersebut.
Keadilan Upah sebagai Jalan Keberkahan
Allah tidak menilai kemajuan suatu bangsa dari gedungnya yang tinggi atau jalan tol yang panjang, tetapi dari bagaimana bangsa itu memperlakukan orang kecilnya.
Negara dan masyarakat akan kehilangan berkah bila banyak pekerja yang dizalimi. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tiga golongan yang menjadi musuh-Ku pada hari kiamat: orang yang bersumpah atas nama-Ku lalu berkhianat, orang yang menjual orang merdeka lalu memakan hasilnya, dan orang yang mempekerjakan buruh lalu tidak membayar upahnya.” (HR. Bukhari, no. 2227)
Bayangkan, Allah sendiri menjadi musuh bagi orang yang menahan upah. Apakah ada kehancuran yang lebih besar daripada dimusuhi oleh Allah?
Karena itu, para pemimpin, pengusaha, dan pemberi kerja harus sadar bahwa setiap rupiah upah yang tertunda adalah hutang moral dan spiritual. Keadilan dalam memberi upah bukan hanya kewajiban sosial, tapi jalan menuju keberkahan ekonomi.
Etos Kerja dan Kejujuran Pekerja
Keadilan upah akan bermakna bila dibalas dengan kejujuran dan tanggung jawab pekerja. Pekerja yang menunaikan tugas dengan disiplin, ikhlas, dan tidak curang, akan mendapat ganjaran besar dari Allah.
Maka hendaknya pekerja bekerja dengan hati yang bersih dan niat yang benar. Dan hendaknya majikan menunaikan hak mereka dengan adil dan penuh kasih.
Upah yang layak dan kejujuran dalam bekerja adalah dua sisi dari satu mata uang keberkahan. Ketika pekerja bekerja dengan ikhlas dan pengusaha berlaku adil, maka akan lahir ekonomi yang beradab dan penuh rahmat.
Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa barakah tidak datang dari banyaknya uang, tapi dari halalnya cara dan adilnya sistem. Itulah yang disebut al-barakah fi al-‘adl keberkahan lahir dari keadilan.
Mari kita jadikan tempat kerja kita pabrik, toko, kantor, atau sawah bukan hanya tempat mencari nafkah, tapi tempat menanam pahala. Karena sesungguhnya, setiap hak yang ditunaikan dan setiap keadilan yang ditegakkan akan menjadi saksi amal saleh di hadapan Allah.
Penutup: Harapan dan Doa
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Adil, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dan dosa para pemimpin kami. Limpahkanlah kepada kami rezeki yang halal, berkah, dan mencukupi kebutuhan hidup kami.
Jauhkanlah kami dari rezeki yang haram, dari kezaliman dalam bekerja, dan dari sikap lalai menunaikan hak orang lain.
Ya Allah, bimbinglah para pengusaha agar berlaku adil dan penuh kasih kepada para pekerjanya. Lembutkanlah hati para pemimpin agar menegakkan kebijakan yang membawa kesejahteraan bagi rakyat kecil.
Dan jadikanlah para pekerja kami hamba-hamba yang jujur, disiplin, dan ikhlas dalam menunaikan amanahnya. Berkahilah negeri kami dengan keadilan dan kasih sayang. Hilangkan kesenjangan, jauhkan kami dari keserakahan, dan tumbuhkanlah semangat tolong-menolong di antara kami.