muslimx.id — Rakyat adalah pemilik sah negara dan sumber seluruh kedaulatan. Karena itu, negara tidak boleh memposisikan rakyat sebagai objek kekuasaan. Negara berdiri karena mandat rakyat, bukan karena kehendak pejabat. Setiap kebijakan hanya memiliki legitimasi ketika berpihak pada kepentingan rakyat.
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan bahwa arah negara kini mulai menjauh dari prinsip dasar kedaulatan rakyat.
“Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat demi kepentingan bersama,” ujarnya.
Rinto menilai banyak lembaga negara kini bekerja tanpa orientasi jelas terhadap tiga tugas tersebut, sehingga kedaulatan rakyat perlahan melemah dan kekuasaan kehilangan makna sosialnya.
Ketika Negara Tidak Lagi Berpihak kepada Rakyat
Menurut Rinto, tanda melemahnya kedaulatan rakyat tampak dari kebijakan publik yang tidak lagi memprioritaskan kesejahteraan rakyat. Birokrasi bergerak seperti mesin kekuasaan yang rumit dan tidak efisien, membuat rakyat kesulitan mengakses pelayanan dasar.
Ia menilai banyak keputusan negara tidak berbasis riset, tidak mendengar suara rakyat, dan lebih berorientasi pada kepentingan jangka pendek.
“Negara yang tidak memihak rakyat sedang menuju krisis legitimasi,” tegasnya.
Ketika rakyat hanya menjadi penonton, kekuasaan kehilangan akar moral dan arah pembangunan bangsa.
Partai X: Negara Alat, Rakyat Tujuan
Partai X kembali menegaskan prinsip dasarnya: negara adalah alat, rakyat adalah tujuan. Kedaulatan rakyat tidak boleh dipindahkan kepada kelompok penguasa, pejabatkekuasaan, atau kepentingan ekonomi tertentu.
Kepemimpinan nasional, menurut Partai X, harus berakar pada akal sehat, moralitas, dan nilai-nilai Pancasila agar kebijakan tidak terjebak dalam pragmatisme.
“Pejabat negara harus bekerja sebagai pelayan rakyat, bukan pemilik negara,” tegas Rinto.
Nilai gotong royong dan semangat persatuan rakyat perlu dihidupkan kembali agar kepentingan bangsa tidak terpecah oleh kepentingan golongan.
Islam Ingatkan: Kekuasaan Adalah Amanah, Bukan Hak Istimewa
Dalam pandangan Islam, kekuasaan bukan milik manusia, tetapi amanah dari Allah SWT untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan umat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah SWT juga mengingatkan:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)
Artinya, negara dan pemimpin wajib memastikan kebijakan berpihak kepada rakyat, bukan kepada kekuasaan. Keadilan sosial adalah bentuk nyata dari ketaatan kepada perintah Allah SWT dalam menjalankan amanah kekuasaan.
Solusi Partai X: Mengembalikan Negara kepada Rakyat
Untuk mengembalikan negara kepada pemilik sejatinya rakyat Partai X menawarkan beberapa langkah strategis:
- Menata ulang struktur ketatanegaraan agar kekuasaan tidak menumpuk pada satu cabang, dan lembaga negara saling mengawasi secara seimbang.
- Memperkuat kembali peran MPR sebagai penjaga kedaulatan rakyat sesuai amanat konstitusi.
- Menegakkan pemerintahan berbasis kepakaran dan etika, agar setiap kebijakan diambil dengan data, nalar, dan nurani.
- Membangun transparansi publik dalam pengelolaan anggaran dan kebijakan, agar rakyat bisa mengawasi secara langsung.
- Mempercepat pelayanan publik yang manusiawi dan efisien, sebagai bukti nyata negara hadir melayani rakyatnya.
Penutup: Kedaulatan Itu Milik Rakyat, Amanah Itu Milik Pemimpin
Islam menegaskan bahwa rakyat adalah pemilik kedaulatan, sementara pemimpin hanyalah pengelola amanah. Negara yang adil hanya bisa berdiri di atas dasar kepercayaan rakyat dan kepemimpinan yang takut kepada Allah SWT.
Jika rakyat dikecilkan, negara akan kehilangan jiwanya. Jika amanah disia-siakan, kekuasaan akan kehilangan keberkahannya.
Maka, Islam mengingatkan kembalikan negara kepada rakyat, dan kembalikan kekuasaan kepada amanah. Karena sejatinya, rakyatlah pemilik negeri ini, dan Allah SWT pemilik segala kuasa atasnya.