Anggota DPR Dorong Modifikasi Cuaca, Islam Tekankan Amanah Menjaga Alam

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id — Anggota Komisi V DPR Danang Wicaksana mendorong BMKG melakukan modifikasi cuaca di wilayah Sumatera untuk mempercepat distribusi bantuan bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Namun Partai X mengingatkan bahwa penggunaan teknologi atmosfer harus berbasis pada kajian ilmiah serta mempertimbangkan keamanan ekologis.

Dalam kondisi lapangan yang sulit mulai dari terbatasnya BBM, akses jalan rusak, hingga daya angkut helikopter yang rendah pemerintah terus mengerahkan seluruh sumber daya. Menko Infrastruktur dan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan bahwa pemulihan listrik, pembukaan akses jalan, dan kelancaran logistik adalah prioritas utama.

Partai X: Negara Harus Mengutamakan Mitigasi Berbasis Data

Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa negara memiliki tiga kewajiban dasar: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat.

Karena itu, teknologi modifikasi cuaca tidak boleh menjadi kebijakan instan tanpa kajian ilmiah mendalam, terutama saat bencana masih berlangsung.

Partai X menilai tiga hal krusial: Efektivitas modifikasi cuaca tidak selalu terukur. Teknologi ini dapat berhasil di satu waktu, tetapi gagal atau berdampak lain pada waktu berbeda.

Potensi gangguan pola hujan dan atmosfer. Perubahan mikroklimat bisa mempengaruhi wilayah lain yang sedang rentan bencana. Juga transparansi dan akuntabilitas mutlak diperlukan. Masyarakat berhak tahu risiko, biaya, dan dampak sebelum teknologi itu diterapkan.

Pandangan Islam: Teknologi Tidak Boleh Melampaui Batas Keseimbangan Alam

Dalam Islam, bumi bukan sekadar ruang hidup, tetapi amanah Allah yang harus dijaga. Al-Qur’an menegaskan:

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi setelah (Allah) memperbaikinya…” (QS. Al-A’raf: 56)

Islam memberikan tiga prinsip utama dalam penggunaan teknologi lingkungan. Segala kebijakan negara harus memastikan keselamatan publik, bukan menambah risiko baru. Modifikasi cuaca hanya boleh dilakukan bila tidak membahayakan keseimbangan alam yang telah Allah tetapkan.

Teknologi harus menghasilkan manfaat yang lebih besar daripada mudarat. Jika ada potensi terganggunya pola hujan, ekosistem, atau atmosfer, maka kebijakan harus ditinjau ulang.

Islam mengajarkan bahwa kerusakan ekologis akan kembali menimpa manusia. Karena itu, setiap intervensi atmosfer harus mempertimbangkan keadilan bagi lingkungan, masyarakat, dan generasi mendatang.

Solusi Partai X: Sistem Nasional Penanganan Bencana Berbasis Ilmu & Etika Lingkungan

Partai X mengusulkan:

  1. Pusat Komando Bencana Terintegrasi
    Berbasis prediksi iklim, data BMKG, dan pemetaan risiko daerah rawan.
  2. Respons otomatis seluruh daerah terhadap peringatan dini
    BPBD harus mampu mengambil tindakan cepat saat cuaca ekstrem terjadi.
  3. Infrastruktur transportasi darurat yang kuat
    Jalur udara, darat, dan perintis harus siap sebagai rute evakuasi dan logistik.
  4. Prosedur ketat sebelum modifikasi cuaca dilakukan
    Teknologi atmosfer hanya digunakan jika: Ada kajian ilmiah lengkap, ada persetujuan publik, ada mitigasi risiko ekologis, tidak mengganggu keseimbangan alam.

Penutup: Negara Hadir Melindungi, Bukan Bereksperimen

Partai X menegaskan bahwa keselamatan rakyat Sumatera adalah prioritas mutlak. Teknologi modifikasi cuaca bukan tujuan, tetapi alat yang harus digunakan dengan penuh tanggung jawab moral, ilmiah, dan ekologis.

Islam mengingatkan:

“Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.”  (QS. Al-Baqarah: 205)

Karena itu, negara harus bertindak cepat namun tetap berhati-hati, mengedepankan data, dan menjaga keseimbangan alam sebagai amanah Ilahi.

Share This Article