Hasto Soroti Bantuan Bencana Jadi Komoditas Elektoral, Islam Ingatkan: Ikhlas Adalah Syarat Amal 

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id— Sorotan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, terkait praktik bantuan bagi korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mengungkap luka lama dalam praktik kekuasaan: kemanusiaan yang ternodai oleh kepentingan elektoral.

Dalam pidatonya di Bandung, Hasto juga menegaskan bahwa bantuan tidak boleh dijadikan alat pencitraan, dan bahwa rasa kemanusiaan harus berdiri di atas identitas, golongan, dan kepentingan kelompok.

Hasto menekankan bahwa menolong korban bencana seharusnya lahir dari naluri kemanusiaan, bukan dari sorotan kamera atau kalkulasi elektoral. Dalam semangat gotong royong, PDIP menghimpun dana kemanusiaan sebesar Rp1 miliar tanpa embel-embel kekuasaan.

Partai X: Negara Wajib Hadir dengan Etika, Bukan Kamera

Anggota Majelis Tinggi Partai X dan Direktur X Institute, Prayogi R Saputra, menegaskan bahwa penanganan bencana adalah amanah negara.

“Bencana bukan panggung kekuasaan. Negara hadir bukan untuk citra, tetapi untuk menyelamatkan nyawa,” tegas Prayogi.

Partai X menilai bahwa menjadikan korban bencana sebagai alat promosi bukan hanya merusak etika publik, tetapi juga mengikis kepercayaan rakyat terhadap negara.

Islam Mengingatkan: Amal Tanpa Ikhlas Hanya Tinggal Nama

Dalam Islam, nilai paling mendasar dari setiap amal adalah niat yang ikhlas. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Bantuan yang dijadikan alat pencitraan bukan lagi amal kemanusiaan, melainkan bentuk riya’ memperlihatkan kebaikan demi pujian manusia. Allah SWT mengingatkan:

“Mereka beribadah bukan karena Allah, tetapi karena riya’ kepada manusia.” (QS. An-Nisa: 142)

Negara, dalam perspektif Islam, memegang amanah untuk menolong tanpa pamrih, bukan untuk mengubah musibah menjadi panggung kekuasaan. Islam menegaskan larangan keras memanfaatkan penderitaan orang lain untuk kepentingan dunia. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa tidak mengasihi manusia, maka ia tidak akan dikasihi Allah.” (HR. Tirmidzi)

Menolong korban bencana bukan panggung instan mendulang simpati, melainkan ujian kejujuran hati dan kepantasan moral.

Solusi Partai X: Etika Publik yang Menjadi Ibadah Sosial

Langkah-langkah yang ditawarkan Partai X sejalan dengan prinsip syariat:

  1. Pelarangan atribut partai dalam distribusi bantuan
  2. Larangan dokumentasi bantuan untuk kepentingan kelompok.
  3. Penyaluran bantuan melalui lembaga profesional seperti BNPB dan lembaga kemanusiaan independen
  4. Transparansi anggaran dan audit berkala

Prinsip Islam: dar’u al-mafāsid muqaddam ‘alā jalb al-maṣāliḥ mencegah kerusakan didahulukan daripada menarik kemanfaatan.

Penutup: Tulus di Hadapan Manusia, Jujur di Hadapan Allah

Ketika bencana datang, bukan hanya alam yang diuji hati para pemimpin pun sedang ditimbang.

Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu batalkan sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan.” (QS. Al-Baqarah: 264)

Menolong korban sambil menjadikannya panggung kekuasaan bukan sekadar pelanggaran etika, tetapi bahaya spiritual bagi bangsa. Partai X menegaskan bahwa negara yang besar bukan diukur dari baliho dan kamera, melainkan dari ketulusan saat rakyat terluka.

Semoga para pemimpin diberi takut kepada Allah, sehingga saat membantu, yang mereka kejar bukan suara manusia tetapi ridha-Nya.

Share This Article