Khutbah Jumat Edisi 19 Desember 2025: Saat Amanah Jatuh ke Tangan yang Keliru

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id – Salah satu sebab utama runtuhnya tatanan kehidupan, rusaknya keadilan, dan munculnya penderitaan sosial adalah ketika amanah diberikan kepada orang yang tidak memiliki keahlian dan tanggung jawab. Dalam Islam, amanat bukan sekadar kejujuran, tetapi juga menyangkut kapasitas, kompetensi, dan integritas.

Rasulullah ﷺ telah memberikan peringatan keras tentang hal ini. Dalam sebuah hadits beliau bersabda:

“Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran.”

Para sahabat bertanya, “Bagaimana amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menegaskan bahwa kehancuran masyarakat bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan diawali dari kesalahan dalam menempatkan amanat.

Amanah dan Keadilan Tidak Bisa Dipisahkan

Islam meletakkan amanah sebagai fondasi keadilan. Tanpa amanat, keadilan hanyalah slogan.

Allah ﷻ berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)

Ayat ini menunjukkan bahwa amanat harus diberikan kepada yang berhak, bukan kepada yang populer, dekat, atau menguntungkan. Keadilan mustahil terwujud jika amanat salah tempat.

Bahaya Besar Ketika Amanah Salah Tempat

Ketika amanah diberikan kepada yang bukan ahlinya, maka dampaknya akan meluas dan merusak banyak aspek kehidupan.

Beberapa akibat buruk dari salah menempatkan amanat antara lain:

  1. Kebijakan yang keliru, karena keputusan diambil tanpa ilmu dan pertimbangan matang.
  2. Ketidakadilan yang sistemik, karena jabatan digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
  3. Penderitaan rakyat, sebab dampak kebijakan salah selalu ditanggung masyarakat bawah.
  4. Hilangnya kepercayaan, karena institusi kehilangan wibawa dan legitimasi moral.

Rasulullah ﷺ bahkan menyebut pengangkatan orang yang tidak layak sebagai bentuk pengkhianatan. Beliau bersabda:

“Barang siapa mengangkat seseorang untuk suatu jabatan, padahal ia mengetahui ada yang lebih layak darinya, maka sungguh ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya, dan kaum mukminin.” (HR. Al-Hakim)

Ini bukan dosa ringan, melainkan dosa besar yang merusak sendi kehidupan umat.

Amanah adalah Tanggung Jawab Semua Pihak

Amanah tidak hanya milik pemimpin. Setiap Muslim memiliki amanah sesuai perannya.

  1. Pemimpin bertanggung jawab mengelola urusan rakyat dengan adil.
  2. Orang tua bertanggung jawab mendidik anak dengan nilai iman dan akhlak.
  3. Guru dan ulama bertanggung jawab menyampaikan ilmu dengan jujur.
  4. Masyarakat bertanggung jawab tidak mendukung ketidakmampuan dan kezaliman.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Diam terhadap amanah yang disia-siakan juga bagian dari kelalaian yang akan dimintai pertanggungjawaban.

Penutup: Doa dan Harapan

Ketika amanah diberikan kepada ahlinya, kehidupan akan berjalan dengan adil dan berkah. Namun ketika amanat diserahkan kepada yang tidak mampu dan tidak bertanggung jawab, kehancuran hanya tinggal menunggu waktu.

Islam tidak mengajarkan fanatisme buta, tetapi kejujuran dalam memilih dan menempatkan amanat. Tanggung jawab kita adalah menjaga nilai ini, sekecil apapun peran yang kita miliki.

Ya Allah, jauhkan kami dari pengkhianatan amanah. Bimbing kami untuk selalu jujur, adil, dan bertanggung jawab.

Ya Allah, karuniakan kepada kami pemimpin yang amanat, berilmu, dan takut kepada-Mu. Jangan Engkau serahkan urusan kami kepada orang-orang yang lalai dan tidak bertanggung jawab.

اللهم اجعل هذا البلد آمناً مطمئناً وسائر بلاد المسلمين.
آمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِين

Share This Article