muslimx.id — Mengelola negara bukan semata urusan teknis pemerintahan, melainkan persoalan iman dan tanggung jawab moral. Dalam pandangan Islam, urusan kenegaraan berada dalam timbangan keimanan, karena setiap kebijakan, kekuasaan, dan keputusan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Islam memandang kekuasaan sebagai amanah besar, bukan hak istimewa yang bebas digunakan sesuka hati. Al-Qur’an menegaskan, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil” (Q.S. an-Nisa’ [4]: 58).
Ayat ini menegaskan bahwa mengurus negara menuntut dua hal utama: menjaga amanah dan menegakkan keadilan. Tanpa iman, kekuasaan mudah berubah menjadi alat kezaliman.
Iman sebagai Fondasi Tata Kelola Negara
Keimanan yang kokoh melahirkan rasa takut kepada Allah dan kesadaran akan hisab. Al-Qur’an mengingatkan, “Dan berhentilah kamu, sesungguhnya kamu akan dimintai pertanggungjawaban” (Q.S. ash-Shaffat [37]: 24).
Iman mencegah penyalahgunaan wewenang, korupsi, serta kebijakan yang merugikan rakyat. Negara yang diurus dengan iman akan menjadikan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama.
Kepemimpinan dalam Perspektif Hadis
Rasulullah SAW menegaskan bahwa kepemimpinan bukan kehormatan, melainkan beban. “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa pejabat negara, dari tingkat tertinggi hingga terendah, berada dalam satu garis tanggung jawab moral dan spiritual.
Bahaya Mengurus Negara Tanpa Iman
Ketika iman dikesampingkan, negara berisiko dikelola hanya dengan logika kekuasaan dan kepentingan. Islam mengingatkan bahwa kezaliman adalah sebab kehancuran. Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian terhadap kezaliman, karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat” (H.R. Muslim).
Negara yang kehilangan nilai iman akan rapuh secara moral, meski tampak kuat secara struktural.
Menuju Negara yang Diridai Allah
Belajar mengurus negeri dalam timbangan iman berarti menjadikan keadilan, kejujuran, dan keberpihakan kepada rakyat sebagai prinsip utama. Negara yang demikianlah yang mendekati gambaran “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” negeri yang baik dan mendapat ampunan Allah (Q.S. Saba’ [34]: 15).
Mengurus negara adalah ladang ujian keimanan. Ketika iman menjadi kompas kebijakan, negara tidak hanya kuat di mata manusia, tetapi juga bernilai di hadapan Allah SWT.