Prabowo Soal Immanuel Ebenezer, Islam Ingatkan: Malu Tak Cukup, Amanah Harus Ditebus dengan Aksi Nyata

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id  – Presiden Prabowo Subianto mengaku malu atas penangkapan eks Wamenaker Immanuel Ebenezer atau Noel oleh KPK. Noel ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) terkait dugaan pemerasan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan nilai mencapai Rp3 miliar.

Meski Prabowo menegaskan Noel bukan kader Partai Gerindra, kasus ini tetap menjadi pukulan keras bagi Kabinet Merah Putih. Noel tercatat sebagai pejabat pertama di kabinet Prabowo yang ditetapkan tersangka. Presiden pun menyesalkan tindakan tersebut dan kembali mengingatkan pentingnya integritas pejabat negara.

Kritik Partai X: Korupsi Harus ditindak Tegas

Menanggapi kasus Immanuel, Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menyatakan rasa malu seorang presiden tidak cukup.

“Rasa malu pemimpin tidak akan mengganti derita rakyat akibat korupsi,” ujarnya.

Ia menegaskan, pengkhianatan pejabat terhadap amanah publik harus ditindak tegas, tanpa kompromi. Negara memiliki tiga tugas utama yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat  semua itu hancur ketika pejabat memilih jalan korupsi.

Korupsi adalah bentuk pengkhianatan terhadap konstitusi, Pancasila, dan cita-cita bangsa. Karena itu, Partai X konsisten menolak segala praktik penyalahgunaan jabatan dan menuntut penegakan hukum tanpa pandang bulu.

“Rakyat tidak boleh lagi menjadi korban kerakusan pejabat yang lupa tanggung jawab,” tegas Rinto.

Sudut Pandang Islam: Korupsi adalah Dosa Besar

Dalam Islam, korupsi (ghulul – pengkhianatan terhadap amanah) adalah dosa besar. Rasulullah SAW bersabda: 

“Barangsiapa yang berkhianat dalam harta rampasan perang (ghulul), maka ia akan datang pada hari kiamat dengan membawa apa yang ia khianati.” (HR. Bukhari-Muslim).

Al-Qur’an pun menegaskan: 

“Janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil…” (QS. Al-Baqarah: 188).

Seorang pemimpin sejatinya adalah khadimul ummah (pelayan umat), bukan penguasa yang memperkaya diri. Rasa malu seorang presiden tidak cukup menebus derita rakyat yang dituntut dalam Islam adalah penegakan hukum yang adil, transparan, dan memberi efek jera.

Solusi Partai X: Dalam Mencegah Tindak Korupsi

Untuk mencegah kasus serupa, Partai X menawarkan beberapa solusi:

  1. Penguatan lembaga antikorupsi dengan independensi penuh tanpa intervensi kekuasaan.
  2. Digitalisasi layanan publik, agar pengurusan izin dan sertifikat lebih transparan dan bebas pungli.
  3. Audit integritas pejabat secara berkala, memastikan gaya hidup sesuai penghasilan.
  4. Pendidikan moral dan etika kepemimpinan, menanamkan bahwa jabatan adalah amanah, bukan kesempatan menumpuk harta.

Penutup: Wajib Hukumnya Menegakkan Hukum yang Adil

Partai X menegaskan bahwa rasa malu seorang pemimpin hanyalah kata-kata, bukan solusi. Korupsi adalah kejahatan besar terhadap bangsa sekaligus pengkhianatan terhadap amanah Allah.

Negara harus menegakkan hukum seadil-adilnya agar kepercayaan publik tidak runtuh. Islam menegaskan, setiap amanah akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

“Rakyat menunggu tindakan nyata, bukan sekadar rasa malu,” tegas Rinto menutup pernyataannya.

Share This Article