muslimx.id– Presiden PKS Almuzzammil Yusuf menginstruksikan seluruh pejabat publik dari partai tersebut untuk memotong gajinya demi membantu korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kebijakan ini berlaku bagi anggota legislatif hingga kepala daerah, disertai instruksi penguatan fungsi pengawasan agar distribusi bantuan pemerintah berjalan cepat, tepat, dan transparan.
Langkah ini disambut positif oleh banyak pihak sebagai bentuk kepedulian. Namun berbagai pengamat menilai bahwa inisiatif partai tidak boleh menggantikan tanggung jawab negara dalam memastikan keselamatan seluruh warganya selama masa krisis.
Solidaritas dalam Islam: Bukan Sekadar Bantuan, tapi Ibadah
Islam memandang solidaritas kepada sesama sebagai ibadah yang bernilai tinggi. Allah SWT berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa.” (QS. Al-Māidah: 2)
Ayat ini menegaskan bahwa membantu korban bencana Aceh bukan hanya tindakan kemanusiaan, tetapi kewajiban moral dan spiritual seluruh umat.
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta, kasih sayang, dan empati, seperti satu tubuh; apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan sakitnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa musibah yang menimpa satu daerah adalah panggilan bagi seluruh bangsa untuk merasakan, peduli, dan membantu tanpa menunda.
Solidaritas Tidak Boleh Menggantikan Peran Negara
Langkah pemotongan gaji pejabat PKS menunjukkan empati yang patut diapresiasi. Namun penanganan bencana berskala besar tidak boleh hanya mengandalkan inisiatif sporadis. Negara tetap memiliki kewajiban utama dalam menjaga keselamatan warga, mempercepat distribusi bantuan, dan memastikan setiap kebijakan berjalan setara di seluruh daerah terdampak.
Evaluasi transparan terhadap kondisi lapangan, jumlah korban, kerusakan fasilitas publik, dan kebutuhan pengungsi harus dilakukan. Agar kebijakan yang diambil tepat sasaran dan memenuhi standar kemanusiaan.
Prinsip Solidaritas Nasional Berbasis Syariat dan Keadilan
Ajaran Islam menekankan pentingnya keadilan, keberpihakan, dan empati terhadap kelompok paling rentan. Dalam konteks kebencanaan, negara harus hadir melalui kebijakan yang responsif, transparan, dan berorientasi pada keselamatan rakyat.
Solidaritas masyarakat, organisasi sosial, dan partai politik adalah energi positif yang harus digerakkan bersama, tetapi negara tetap menjadi pengarah utama dalam memastikan bahwa bantuan diterima oleh mereka yang paling membutuhkan.
Rekomendasi Penguatan Solidaritas Berbasis Sistem Nasional
Untuk memastikan penanganan bencana berjalan optimal, sejumlah langkah perlu diprioritaskan:
- Membangun skema bantuan nasional yang terpusat dan terkoordinasi, sehingga distribusi bantuan tepat sasaran.
- Melakukan audit transparan terhadap seluruh alur bantuan agar publik dapat memantau akuntabilitasnya.
- Mempercepat identifikasi korban dan pemulihan layanan dasar, termasuk air bersih, kesehatan, dan hunian sementara.
- Membuka kolaborasi lintas partai, lembaga, dan masyarakat sipil untuk memperluas jangkauan solidaritas nasional.
- Mempercepat penyaluran dana bencana, terutama untuk kebutuhan mendesak seperti pangan, obat-obatan, dan evakuasi.
Islam mengajarkan bahwa solidaritas bukan sekadar tindakan sosial, tetapi ibadah yang menguatkan persatuan bangsa. Memotong gaji untuk membantu korban bencana adalah langkah mulia, namun negara tetap wajib berada di garis terdepan dalam memastikan keselamatan rakyat.Ketika seluruh unsur bangsa pemerintah, lembaga, partai politik, dan masyarakat bersatu dalam semangat tolong-menolong, maka penanganan bencana tidak hanya menjadi respons kemanusiaan, tetapi wujud nyata pengamalan ajaran Islam untuk menjaga kehidupan dan martabat sesama.