muslimx.id – Mahasiswa memiliki posisi strategis dalam perjalanan bangsa. Kampus bukan hanya ruang akademik, tetapi juga tempat pembentukan karakter, kepemimpinan, dan kesadaran kenegaraan. Dari ruang kelas dan diskusi ilmiah inilah lahir calon pemimpin yang kelak memegang amanah kekuasaan.
Islam memandang ilmu sebagai pondasi utama kepemimpinan. Allah SWT berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.S. al-Mujadilah [58]: 11). Ayat ini menegaskan bahwa ilmu dan iman merupakan bekal penting dalam menjalankan amanah publik.
Kenegaraan sebagai Amanah, Bukan Ambisi
Pemahaman kenegaraan menjadi krusial agar kekuasaan tidak disalahgunakan. Dalam Islam, kekuasaan dipandang sebagai amanah, bukan sarana ambisi pribadi. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya” (Q.S. an-Nisa’ [4]: 58).
Ayat tersebut menegaskan bahwa setiap kewenangan yang kelak diemban harus dijalankan secara bertanggung jawab dan adil. Tanpa bekal pemahaman kenegaraan yang kuat, kekuasaan berpotensi melahirkan ketidakadilan dan penyimpangan.
Hadis tentang Tanggung Jawab Kepemimpinan
Rasulullah SAW menegaskan bahwa setiap individu memikul tanggung jawab kepemimpinan sesuai perannya masing-masing. “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menjadi pengingat bagi mahasiswa bahwa peran kepemimpinan tidak dimulai ketika seseorang menduduki jabatan, tetapi sejak proses pembentukan diri, sikap, dan integritas di bangku kuliah.
Kampus sebagai Ruang Latihan Amanah Publik
Organisasi kemahasiswaan, forum diskusi, dan aktivitas sosial di kampus merupakan ruang latihan awal dalam mengelola amanah. Islam menekankan pentingnya keadilan dan kejujuran dalam setiap peran kepemimpinan. Allah SWT berfirman, “Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa” (Q.S. al-Ma’idah [5]: 8).
Nilai-nilai ini menjadi fondasi agar mahasiswa tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga matang secara moral ketika kelak memasuki ruang kekuasaan.
Peran Mahasiswa dalam Mengawal Kekuasaan
Selain sebagai calon pemimpin, mahasiswa juga memiliki peran sebagai penjaga moral dan kontrol sosial. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik jihad adalah menyampaikan kebenaran di hadapan pemimpin yang zalim” (H.R. Abu Dawud).
Hadis ini menegaskan bahwa mahasiswa dituntut untuk kritis, berani, dan bertanggung jawab dalam menyuarakan kebenaran demi kemaslahatan masyarakat.
Perjalanan dari kampus menuju ruang kekuasaan harus dilandasi dengan ilmu, iman, dan amanah. Al-Qur’an dan Sunnah memberikan panduan jelas bahwa kepemimpinan adalah tanggung jawab besar yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Dengan bekal pemahaman kenegaraan yang kuat, mahasiswa diharapkan mampu menjadi pemimpin yang adil, amanah, dan membawa kemaslahatan bagi bangsa dan negara.