muslimx.id — Nilai tukar rupiah kembali melemah pada penutupan perdagangan Selasa (11/11/2025). Rupiah turun 40 poin atau 0,24 persen menjadi Rp16.694 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.654 per dolar AS.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menjelaskan pelemahan ini dipicu oleh memudarnya harapan penurunan suku bunga The Fed. Pelaku pasar global kini berhati-hati karena kebijakan moneter Amerika Serikat belum memberi kepastian arah.
“Rupiah melemah karena indeks dolar AS menguat, seiring memudarnya ekspektasi penurunan bunga The Fed,” ujarnya.
Meskipun begitu, data domestik menunjukkan sinyal positif. Indeks Keyakinan Konsumen naik ke 121,2 pada Oktober, sementara penjualan eceran tumbuh 4,3 persen (yoy). Namun, tekanan global tetap menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi nasional.
Partai X: Jangan Stabilitas Semu, Rakyat Harus Jadi Fokus
Menanggapi situasi ini, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa kebijakan ekonomi harus berpihak pada rakyat, bukan hanya menjaga angka makro.
“Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Jangan korbankan rakyat demi stabilitas semu,” ujarnya tegas.
Menurutnya, pelemahan rupiah bukan sekadar masalah nilai tukar, tapi tanda lemahnya daya beli masyarakat. “Ketika rupiah melemah, harga kebutuhan naik, biaya hidup bertambah, dan rakyat yang paling menderita,” katanya.
Pandangan Islam: Ekonomi Bukan Sekadar Angka, Tapi Amanah
Islam memandang bahwa kekuatan ekonomi tidak boleh dibangun di atas penderitaan rakyat. Al-Qur’an menegaskan:
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil…” (QS. Al-Baqarah: 188)
Ayat ini menjadi peringatan agar kebijakan ekonomi tidak menjadikan rakyat korban dari permainan pasar dan kepentingan elit. Dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Pemimpin adalah pengurus rakyat, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya.”
Maka dalam pandangan Islam, pemerintah berkewajiban menjaga kestabilan ekonomi dengan keadilan. Stabilitas bukan berarti menekan rakyat demi angka, tapi menciptakan keseimbangan antara kebijakan fiskal, moneter, dan kesejahteraan sosial.
Solusi Partai X: Kemandirian Ekonomi dan Perlindungan Rakyat
Sebagai langkah konkret menghadapi pelemahan rupiah, Partai X mengajukan tiga strategi utama:
- Perkuat cadangan devisa nasional dengan mendorong ekspor bernilai tambah dan membatasi impor konsumtif.
- Percepat digitalisasi ekonomi rakyat agar pelaku UMKM mampu bersaing dan memperluas pasar domestik.
- Lindungi daya beli masyarakat melalui pengendalian harga bahan pokok dan subsidi tepat sasaran.
Islam mengingatkan bahwa kesejahteraan rakyat adalah ukuran keberhasilan sebuah pemerintahan. Ketika rakyat tenang dan kebutuhan terpenuhi, di situlah stabilitas sejati hadir.
“Negara harus hadir bukan hanya menjaga angka, tapi menjaga harapan rakyat,” pungkas Prayogi.
Negara kuat bukan karena kursnya stabil, tapi karena keadilan dan kesejahteraan rakyatnya tegak. Itulah hakikat stabilitas dalam pandangan Islam.