muslimx.id — Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kekuasaan dan ilmu sering kali menjadi dua modal utama yang menentukan arah kebijakan dan nasib rakyat. Namun dalam perspektif Islam, keduanya bukanlah keistimewaan yang bebas digunakan, melainkan amanah besar yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Islam memandang kekuasaan dan ilmu sebagai titipan Allah yang harus digunakan untuk kemaslahatan umat. Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra: 36)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap keputusan yang lahir dari kekuasaan dan ilmu tidak akan lepas dari pertanggungjawaban.
Ilmu Meninggikan Derajat, Bukan Kesombongan
Al-Qur’an menegaskan bahwa ilmu diberikan untuk menumbuhkan ketakwaan, bukan kesombongan atau pembenaran kezaliman.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Derajat tersebut harus diwujudkan dalam sikap rendah hati, keadilan, dan keberpihakan kepada kebenaran.
Kekuasaan Akan Dimintai Hisab
Rasulullah SAW mengingatkan bahwa kekuasaan adalah ujian berat yang akan dihisab dengan ketat di akhirat.
“Sesungguhnya kepemimpinan itu adalah amanah, dan pada hari kiamat ia menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mengambilnya dengan hak dan menunaikan kewajibannya.”(HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa kekuasaan tanpa tanggung jawab justru akan membawa kerugian besar di hadapan Allah.
Ilmu Tanpa Amal Menjadi Beban
Islam memperingatkan bahaya ilmu yang tidak diamalkan untuk kebaikan umat.
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang ilmunya, untuk apa ia amalkan.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menegaskan bahwa ilmu yang tidak digunakan untuk kemaslahatan akan menjadi beban pertanggungjawaban.
Kekuasaan dan Ilmu Harus Berpihak pada Keadilan
Kekuasaan dan ilmu hanya bernilai di sisi Allah jika digunakan untuk menegakkan keadilan dan mencegah kezaliman. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.”(QS. An-Nahl: 90)
Ayat ini menjadi landasan bahwa seluruh kebijakan dan pemikiran harus bermuara pada keadilan sosial.
Penutup: Hisab yang Tak Terelakkan
Islam mengajarkan bahwa tidak ada satu pun kekuasaan dan ilmu yang luput dari hisab. Jabatan, pengetahuan, dan kewenangan adalah ujian yang menentukan keselamatan atau penyesalan di akhirat.
Karena itu, kekuasaan dan ilmu harus dijalankan dengan rasa takut kepada Allah, kejujuran, dan keberpihakan kepada kebenaran. Di hadapan Allah SWT, yang dinilai bukan besarnya jabatan dan luasnya pengetahuan, melainkan sejauh mana keduanya digunakan untuk menegakkan keadilan dan kemaslahatan umat.